Internasional

Mengapa Investor Ramai-ramai Tinggalkan Argentina?

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
31 August 2018 14:20
Mengapa Investor Ramai-ramai Tinggalkan Argentina?
Presiden Argentina Mauricio Macri di Pertemuan G20 (Foto: Argentine Presidency/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika seorang konservatif yang business-friendly terpilih sebagai presiden Argentina pada bulan Oktober 2015, harapan membumbung tinggi bahwa ia akan membuat perekonomian negara Amerika Selatan itu menjadi stabil.

Sang presiden, Mauricio Macri, berjanji akan menghidupkan kembali ekonomi Argentina dan mewujudkan "nol kemiskinan".

Namun kurang dari tiga tahun kemudian, tanpa diduga dia meminta pencairan bantuan pinjaman lebih awal dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). Apa yang terjadi? Berikut ulasannya, dilansir dari BBC.com.

Apa isu terkini?
Nilai tukar peso, mata uang Argentina, sudah melemah lebih dari 40% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tahun ini dan inflasi merajalela. Biaya hidup sehari-hari menjadi lebih mahal bagi para warga Argentina karena harga kebanyakan makanan dan jasa masih cukup terkait dengan dolar AS.

Grafik Pergerakan Peso ArgentinaFoto: Reuters
Grafik Pergerakan Peso Argentina
Pemerintahan Macri belum bisa menurunkan inflasi, yang tertinggi di antara negara-negara G20 (Kelompok 20 ekonomi utama di dunia). Pemerintah juga gagal menjalankan reformasi ekonomi yang dijanjikan ke IMF. Sebagian dari reformasi yang dimaksud adalah pembatasan belanja dan utang negara.

Kombinasi dari peningkatan inflasi dan pemangkasan pengeluaran publik menunjukkan bahwa upah tidak sejalan dengan harga, sehingga sebagian besar masyarakat jatuh miskin.


Bagaimana krisis mulai terjadi?

Argentina dilanda masalah ekonomi selama bertahun-tahun. Namun, kenaikan harga komoditas selama beberapa dekade belakangan dapat membantu negara itu membayar utangnya ke IMF.

Negara asal Lionel Messi itu melunasi semua utangnya ke IMF pada tahun 2007.

[Gambas:Video CNBC]
Perekonomian Argentina mulai stabil di bawah kepemimpinan Presiden Néstor Kirchner, yang memimpin sejak tahun 2003 sampai 2007. Namun, kondisi ekonomi mulai bergejolak lagi di bawah kepemimpinan penerus sekaligus istrinya yaitu Cristina Fernández de Kirchner.

Pemerintahannya yang berkuasa sejak tahun 2007 sampai 2015 menaikkan belanja publik, menasionalisasi perusahaan-perusahaan, dan memberikan subsidi tinggi ke berbagai keperluan sehari-hari, mulai dari utilitas sampai penayangan sepak bola di televisi.

Yang terpenting, pemerintah juga mengendalikan nilai tukar mata uang yang menciptakan berbagai macam masalah praktis, seperti meningkatnya pasar gelap untuk dolar dan harga-harga yang sangat terganggu.

Presiden Argentina Mauricio MacriFoto: REUTERS/Marcos Brindicci
Presiden Argentina Mauricio Macri

Apa yang dijanjikan Presiden Macri?
Macri terpilih karena berjanji menghentikan segala gangguan dan mengembalikan ekonomi Argentina yang berorientasi pasar, di mana penawaran dan permintaan yang akan menentukan harga, bukannya negara.

Dalam hitungan jam setelah resmi menjabat, dia menghentikan kebijakan capital control dan memulai kampanye global untuk memperbaiki reputasi Argentina di kalangan investor-investor asing.

Dia juga berjanji menurunkan inflasi, yang tingginya sekitar 40% setiap tahun, dengan membatasi pengeluaran publik.
Lantas, mampukah upaya Macri bersama IMF membawa Argentina keluar dari krisis mata uang kali ini?

Pemerintah Argentina ngotot bahwa masalahnya berada di likuiditas atau kekurangan uang tunai, bukannya solvabilitas atau kemampuan memenuhi kewajiban keuangan.

Pada bulan Mei, pemerintah meminta bantuan ke IMF. Mereka berkata lembaga keuangan nasional berbasis di Washington itu adalah sumber pendanaan termurah yang tersedia saat ini.

Argumennya adalah dengan pinjaman dari IMF, Argentina bisa lebih lama campur tangan di pasar keuangan dan melunasi obligasi dari pembayaran.

Ketika itu, Presiden Macri berkata dia tidak berencana menggunakan pinjaman sebesar US$50 miliar (Rp 740,3 triliun) dari IMF kecuali untuk mendorong cadangan devisa negara.

Namun, dengan semakin turunnya peso serta sedikitnya hasil panen kedelai dan jagung akibat kekeringan yang melanda Argentina, perekonomian pun terus merosot. Pada bulan Juni, pertumbuhan ekonomi turun 6,7% yang merupakan titik terendah sejak tahun 2009.

Berkurangnya kepercayaan terhadap perbaikan Argentina membuat Presiden Macri tanpa diduga meminta pencairan pinjaman IMF lebih awal di tanggal 29 September.

Direktur Pelaksana IMF Christine LagardeFoto: Reuters
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan lembaganya siap membantu Argentina. Namun, kabar tentang permintaan bantuan yang lebih awal itu menyebabkan nilai tukar peso anjlok lebih dari 7%, penurunan dalam satu hari yang terbesar sejak mata uangnya diperdagangkan.


Bagaimana tanggapan warga Argentina?
Meminta bantuan IMF adalah tindakan yang paling tidak disukai di Argentina. Sebab, organisasi itu sangat dibenci dan disalahkan atas krisis ekonomi tahun 2001.

Secara umum, masyarakat Argentina tidak mudah panik karena mereka sudah melewati banyak kekacauan ekonomi di masa lalu.

Namun, terdapat sejumlah orang yang mengungkapkan kekhawatiran serius, khususnya para generasi tua yang merasakan krisis ekonomi Argentina tahun 2001. Ketika itu pemerintah gagal membayar utangnya dan sebagian besar sistem perbankan lumpuh.

Dampak terhadap warga Argentina sangat buruk karena banyak dari mereka melihat harta yang sudah dikumpulkan dengan susah ludes seketika.

Mereka yang mengalami krisis itu mengkhawatirkan kembalinya corralito (ring fence), nama spanyol untuk upaya pembatasan pemerintah di tahun 2001 guna mencegah bank beroperasi.

Di bawah ketegangan corralito yang berlangung selama setahun, masyarakat tidak bisa bebas menarik uang dari rekening mereka. Hal itu pun membuat para warga Argentina merasa sangat kesulitan.



Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular