Internasional
Peso Anjlok, Argentina Minta IMF Percepat Pencairan Bantuan
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
30 August 2018 09:03

Buenos Aires, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan sedang mempelajari permintaan Argentina untuk mempercepat pencairan bantuan pinjaman US$50 miliar (Rp 733,5 triliun).
Peso anjlok lebih dari 7% hari Rabu (29/8/2018) waktu setempat menyusul runtuhnya keyakinan investor terhadap pemerintahan Presiden Argentina Mauricio Macri, Reuters melaporkan.
[Gambas:Video CNBC]
Depresiasi itu adalah penurunah harian terbesar yang dicatat peso setelah mata uang itu dibiarkan bergerak menurut mekanisme pasar pada Desember 2015. Peso ditutup di rekor terendah 34,1 per dolar Amerika Serikat (AS) dan telah anjlok lebih dari 45,3% terhadap greenback tahun ini.
Ketegangan meliputi perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin ini yang sedang mencoba keluar dari lingkaran krisis ekonomi 10 tahunannya. Krisis ekonomi yang terakhir kali terjadi, yang dipicu oleh gagal bayar kredit di 2002, membuat jutaan warga kelas menengah menjadi miskin.
Rontoknya peso memaksa Argentina meminta bantuan kredit dari IMF senilai US$50 miliar awal tahun ini. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, pemerintah Argentina berjanji untuk mempercepat proses penurunan defisit fiskalnya.
Namun, dengan terus terdepresiasinya peso yang juga membuat utang pemerintah berdenominasi dolar semakin mahal untuk dibayar, investor cemas bantuan IMF itu tidak akan cukup.
"Kami telah sepakat dengan IMF untuk mempercepat semua dana yang yang dibutuhkan untuk menjamin kepatuhan program keuangan tahun depan," kata Macri dalam pidato yang disiarkan televisi hari Rabu. "Keputusan ini bertujuan untuk menghilangkan segala tidakpastian."
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde merespons dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa staf lembaganya akan "memeriksa ulang fase program keuangan itu."
Ia juga mengatakan kondisi pasar internasional yang memburuk tidak diantisipasi secara penuh ketika IMF dan Argentina mencapai kesepakatan di bulan Juni.
"Otoritas akan bekerja untuk merevisi rencana ekonomi pemerintah dengan fokus untuk mengisolasi Argentina dari perubahan pasar keuangan global saat ini, termasuk melalui kebijakan fiskal dan moneter yang lebih kuat," kata Lagarde.
Argentina memiliki utang senilai US$24,9 miliar dalam denominasi peso dan valuta asing yang harus dibayar tahun depan, menurut data resmi pemerintah.
Pelemahan peso telah berkontribusi pada melonjaknya inflasi. Inflasi Argentina menyentuh 31,2% di Juli.
Bank sentral negara itu merespons dengan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 45% dan melepas lebih dari US$13 miliar surat berharga, termasuk US$300 juta yang dilelang hari Rabu.
(prm/prm) Next Article Argentina Gagal Negosiasi Bayar Utang Rp 975 T
Peso anjlok lebih dari 7% hari Rabu (29/8/2018) waktu setempat menyusul runtuhnya keyakinan investor terhadap pemerintahan Presiden Argentina Mauricio Macri, Reuters melaporkan.
[Gambas:Video CNBC]
Depresiasi itu adalah penurunah harian terbesar yang dicatat peso setelah mata uang itu dibiarkan bergerak menurut mekanisme pasar pada Desember 2015. Peso ditutup di rekor terendah 34,1 per dolar Amerika Serikat (AS) dan telah anjlok lebih dari 45,3% terhadap greenback tahun ini.
Rontoknya peso memaksa Argentina meminta bantuan kredit dari IMF senilai US$50 miliar awal tahun ini. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, pemerintah Argentina berjanji untuk mempercepat proses penurunan defisit fiskalnya.
Namun, dengan terus terdepresiasinya peso yang juga membuat utang pemerintah berdenominasi dolar semakin mahal untuk dibayar, investor cemas bantuan IMF itu tidak akan cukup.
"Kami telah sepakat dengan IMF untuk mempercepat semua dana yang yang dibutuhkan untuk menjamin kepatuhan program keuangan tahun depan," kata Macri dalam pidato yang disiarkan televisi hari Rabu. "Keputusan ini bertujuan untuk menghilangkan segala tidakpastian."
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde merespons dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa staf lembaganya akan "memeriksa ulang fase program keuangan itu."
Ia juga mengatakan kondisi pasar internasional yang memburuk tidak diantisipasi secara penuh ketika IMF dan Argentina mencapai kesepakatan di bulan Juni.
"Otoritas akan bekerja untuk merevisi rencana ekonomi pemerintah dengan fokus untuk mengisolasi Argentina dari perubahan pasar keuangan global saat ini, termasuk melalui kebijakan fiskal dan moneter yang lebih kuat," kata Lagarde.
Argentina memiliki utang senilai US$24,9 miliar dalam denominasi peso dan valuta asing yang harus dibayar tahun depan, menurut data resmi pemerintah.
Pelemahan peso telah berkontribusi pada melonjaknya inflasi. Inflasi Argentina menyentuh 31,2% di Juli.
Bank sentral negara itu merespons dengan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 45% dan melepas lebih dari US$13 miliar surat berharga, termasuk US$300 juta yang dilelang hari Rabu.
(prm/prm) Next Article Argentina Gagal Negosiasi Bayar Utang Rp 975 T
Most Popular