Internasional

Peso Jatuh, Ternyata Begini Kondisi Negaranya Lionel Messi

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
30 August 2018 12:55
Lima indikator ekonomi Argentina untuk menunjukkan situasi yang tengah dihadapi negara itu saat ini.
Foto: Bank in Buenos Aires Argentina (REUTERS/Marcos Brindicci)
Jakarta, CNBC Indonesia - Para ekonom sebenarnya telah memproyeksikan kondisi perekonomian yang kuat bagi Argentina setelah negara Amerika Latin itu mencatatkan lesatan pertumbuhan ekonomi pada 2017. Ditambah lagi koalisi Presiden Mauricio Macri yang dikenal market-friendly memenangkan pemilu legislatif bulan Oktober lalu.

Namun, runtuhnya mata uang Argentina, peso, menunjukkan bahwa sejarah gejolak ekonomi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Selatan itu masih jauh dari selesai.

[Gambas:Video CNBC]

Peso anjlok lebih dari 7% hari Rabu (29/8/2018) waktu setempat menyusul runtuhnya keyakinan investor terhadap pemerintahan Macri, Reuters melaporkan.

Depresiasi itu adalah penurunah harian terbesar yang dicatat peso setelah mata uang itu dibiarkan bergerak mengikuti pasar pada Desember 2015. Peso ditutup di rekor terendah 34,1 per dolar Amerika Serikat (AS) dan telah anjlok lebih dari 45,3% terhadap greenback tahun ini.




Reuters merangkum lima indikator ekonomi Argentina untuk menunjukkan situasi yang tengah dihadapi negara itu saat ini.


Kurs Spot Peso/Dolar AS


Para ekonom telah lama berdebat mengenai apakah peso telah overvalued atau dihargai di atas nilai fundamentalnya. Pemerintah juga mengakui akan melemahkan mata uangnya secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan.

Grafik Peso ArgentinaFoto: Reuters
Grafik Kurs Peso Argentina terhadap Dolar AS
Namun, tidak ada yang memperkirakan peso akan terdepresiasi secepat apa yang terjadi di bulan April. Di bulan itu mata uang Argentina melemah 2% terhadap greenback.

Depresiasi itu terjadi akibat kekhawatiran investor mengenai kemampuan pemerintah dalam mengontrol inflasi. Inflasi Argentina kini telah menyentuh level 31,2% di Juli, Reuters melaporkan.

Selain itu, keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, yang menaikkan bunga acuan ikut andil melemahkan peso sebab kebijakan itu membuat dolar semakin kuat di seluruh dunia.

Depresiasi mata uang itu membuat utang pemerintah Argentina dalam denominasi dolar AS menjadi lebih mahal untuk dibayar dan memaksa mereka untuk meminta bantuan senilai US$50 miliar (Rp 733,5 triliun) dari Dana Moneter Internasional (IMF).


Inflasi Nasional Secara Tahunan (yoy)

Tingginya indeks harga konsumen di Argentina menjadi salah satu faktor yang membuat perekonomiannya menjadi lebih rentan terhadap guncangan dibandingkan pasar negara berkembang lainnya.

Grafik Inflasi ArgentinaFoto: Reuters
Grafik Inflasi Argentina
Selama bertahun-tahun, rezim pemerintahan yang populis mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran negara yang lebar. Langkah itu membuat inflasi terus menanjak.

Pemerintahan Macri telah mengurangi praktik tersebut namun keputusannya menaikkan harga barang-barang modal sebagai bagian dari upaya menurunkan subsidi dan menambal defisit fiskal membuat inflasi tetap tinggi.

Longsornya kurs mata uang yang terjadi baru-baru ini ikut membuat inflasi terakselerasi dalam beberapa bulan terakhir.


Cadangan Devisa

Bank sentral merespons depresiasi tajam peso ini dan lonjakan inflasi dengan mengerek naik bunga acuannya menjadi 45% dan menjual miliaran dolar cadangan devisa untuk melindungi mata uangnya.

Grafik Cadangan Devisa ArgentinaFoto: Reuters
Grafik Cadangan Devisa Argentina
Upaya itu membuat cadangan devisa bank sentral turun tajam. Padahal, nilainya sempat tumbuh secara bertahap sejak Macri memimpin di Desember 2015.

Meskipun pinjaman IMF akan mampu mendorong cadangan devisa Argentina, tekanan yang masih berlanjut terhadap peso telah membuat bank sentral terus memperbarui intervensinya dalam beberapa pekan terakhir.


Kegiatan Ekonomi Secara Tahunan (yoy)

Lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga memang telah membebani perekonomian. Namun, sejumlah nasib buruk juga menimpa pemerintahan Macri yang semakin memperburuk badai keuangan negaranya.

Grafik Pertumbuhan Ekonomi ArgentinaFoto: Reuters
Grafik Pertumbuhan Ekonomi Argentina
Kekeringan terburuk dalam beberapa dekade melanda negara itu dan memangkas habis panen kedelai dan jagung yang merupakan tulang punggung perekonomian Argentina.

Ekonominya telah terkontraksi selama tiga bulan berturut-turut di mana sektor pertanian diperkirakan akan menjadi penyebab utama resesi, yang diyakini ekonom akan terjadi. Ekonomi negara itu turun 6,7% di Juni dan menjadi penurunan bulanan terburuk sejak krisis keuangan global tahun 2009.


Jumlah Total Pekerja

Resesi itu mengancam dua dari janji kampanye utama Macri, yaitu mencapai "angka kemiskinan nol persen" dan menciptakan kesempatan kerja yang setara bagi warga Argentina.

Grafik Pengangguran ArgentinaFoto: Reuters
Grafik Pengangguran Argentina

Macri pada awal bulan ini mengakui bahwa kemiskinan sepertinya telah naik akibat inflasi dan pelemahan ekonomi. Sementara itu, jumlah pekerja tercatat telah menurun dari posisi puncaknya di Desmeber 2017.

Rencana pemerintah untuk mengurangi alokasi pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari kesepakatan bantuan dengan IMF untuk mengurangi defisit anggaran akan memperparah pemangkasan lapangan kerja. Itu akan menjadi masalah bagi Macri yang ingin terpilih kembali dalam pemilu tahun depan.



(dru) Next Article Argentina Umumkan Langkah Baru Penyelamatan Peso

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular