
Lima Saham Apa yang Paling Cuan Pekan Ini?
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
25 August 2018 16:36

Selanjutnya, saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di posisi ketiga dengan menguat 9,38% sepekan ini ke Rp 8.750 per unit. Kenaikan itu terjadi di tengah positifnya kinerja keuangan perusahaan pelat merah produsen semen ini.
Sepanjang semester-I 2018, Semen Indonesia membukukan laba bersih senilai Rp 971,3 miliar, menjadikannya perusahaan semen yang paling menguntungkan di Indonesia. Tidak heran, sahamnya pun terhitung lebih murah dibandingkan dengan perusahaan sejenis.
Mengutip Reuters, rasio harga terhadap laba bersih per saham (price to earning ratio/PER) saham SMGR masih lebih murah daripada kompetitornya. Jika PER PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masing-masing sebesar 554 dan 77,33 kali, maka PER SMGR hanya 25,84 kali.
Meski pada hari Jumat saham SMGR tergerus 3,6%, emiten pelat merah tersebut tetap terhitung masih menguat dalam hitungan perdagangan sepekan. Kenaikan ini menyumbang kenaikan nilai aset pemerintah selaku pemeghang 51% saham perseroan.
Keempat, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) harganya bertambah 8,4% ke Rp 1.995 per unit, sehingga anak usaha PT Pertamina tersebut menyumbang kenaikan nilai aset yang dimiliki pemerintah selaku pemegang saham pengendali (dengan kepemilikan 56,9%).
Kenaikan ini sejalan dengan proyeksi Tim Riset CNBC Indonesia yang menilai secara teknikal akan ada penguatan harga saham PGAS, karena secara teknikal telah mendekati titik penopangnya (support).
Terakhir, Saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) mengekor dengan reli 8,36% ke Rp 1.490 per unit menyusul larangan impor unggas dan produk unggas asal Malaysia. Larangan ini merespon wabah Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) atau flu burung di Negeri Jiran.
Kebijakan yang berlaku sejak 9 Agustus ini diproyeksikan mendongkrak permintaan atas produk dari emiten peternakan lokal seperti Malindo Feedmill. Sebelumnya, harga saham emiten peternakan terkerek berkat kenaikan harga day old chicks (DOC) dan broiler selama Juli.
Kenaikan harga saham tersebut menguntungkan investor asal Singapura, yang bernaung di bawah Dragon Amity Ltd Pte dan memegang 57,3% saham Malindo Feedmill. Singkat kata, Malaysia bermasalah, investor Singapura dan juga investor Indonesia pemegang saham Malindo yang menikmati "berkahnya".
Jika mengacu pada perdagangan Jumat saja, saham PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) menjadi top gainer setelah menguat 25,84% ke Rp 112, diikuti saham PT Andira Agro Tbk (ANDI) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) yang naik masing-masing sebesar 25% dan 7,5% ke Rp 825 dan Rp 1.080.
Di posisi keempat, saham PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) menguat 5,4% ke 2.340, sedangkan di posisi kelima ada saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang tumbuh 4,6% ke Rp 115.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm)
Sepanjang semester-I 2018, Semen Indonesia membukukan laba bersih senilai Rp 971,3 miliar, menjadikannya perusahaan semen yang paling menguntungkan di Indonesia. Tidak heran, sahamnya pun terhitung lebih murah dibandingkan dengan perusahaan sejenis.
Mengutip Reuters, rasio harga terhadap laba bersih per saham (price to earning ratio/PER) saham SMGR masih lebih murah daripada kompetitornya. Jika PER PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) masing-masing sebesar 554 dan 77,33 kali, maka PER SMGR hanya 25,84 kali.
Keempat, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) harganya bertambah 8,4% ke Rp 1.995 per unit, sehingga anak usaha PT Pertamina tersebut menyumbang kenaikan nilai aset yang dimiliki pemerintah selaku pemegang saham pengendali (dengan kepemilikan 56,9%).
Kenaikan ini sejalan dengan proyeksi Tim Riset CNBC Indonesia yang menilai secara teknikal akan ada penguatan harga saham PGAS, karena secara teknikal telah mendekati titik penopangnya (support).
Terakhir, Saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) mengekor dengan reli 8,36% ke Rp 1.490 per unit menyusul larangan impor unggas dan produk unggas asal Malaysia. Larangan ini merespon wabah Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) atau flu burung di Negeri Jiran.
Kebijakan yang berlaku sejak 9 Agustus ini diproyeksikan mendongkrak permintaan atas produk dari emiten peternakan lokal seperti Malindo Feedmill. Sebelumnya, harga saham emiten peternakan terkerek berkat kenaikan harga day old chicks (DOC) dan broiler selama Juli.
Kenaikan harga saham tersebut menguntungkan investor asal Singapura, yang bernaung di bawah Dragon Amity Ltd Pte dan memegang 57,3% saham Malindo Feedmill. Singkat kata, Malaysia bermasalah, investor Singapura dan juga investor Indonesia pemegang saham Malindo yang menikmati "berkahnya".
Jika mengacu pada perdagangan Jumat saja, saham PT Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) menjadi top gainer setelah menguat 25,84% ke Rp 112, diikuti saham PT Andira Agro Tbk (ANDI) dan PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) yang naik masing-masing sebesar 25% dan 7,5% ke Rp 825 dan Rp 1.080.
Di posisi keempat, saham PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) menguat 5,4% ke 2.340, sedangkan di posisi kelima ada saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang tumbuh 4,6% ke Rp 115.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm)
Pages
Most Popular