
Jelang Tahun Politik, Bagaimana Nasibmu, IHSG?
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
19 August 2018 16:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak awal tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah turun hingga 9%. Bahkan hingga penutupan hari Kamis (16/8/2018), indeks saham sudah meninggalkan level psikologis 6.000.
Di tengah kuatnya pengaruh dari global, ujian berat menanti IHSG untuk menutup tahun di zona hijau. Terlebih saat ini, pasar saham akan dihadapkan pada tahun politik di 2019. Hal ini menyebabkan ujian pasar saham akan semakin berat ke depannya. Lantas, bagaimana nasib IHSG?
Bisa jadi pasar saham akan sulit bangkit tahun ini. Normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) sudah cukup membuat IHSG kelimpungan. Belum lagi menguatnya tensi perang dagang antara AS dan China, semakin membenamkan indeks saham di global tak terkecuali Indonesia.
Dua ujian ini akan ditambah meningkatnya suhu politik menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden di 2019. Hal ini tentu memunculkan sikap wait and see sehingga aliran modal dari investor asing akan tertahan. Lalu apa yang harus dilakukan saat ini oleh pemerintah? Apakah harus berdiam diri atau ada yang bisa dilakukan?
IHSG adalah salah satu gambaran pasar keuangan Indonesia. Ketika indeks terus meningkat, dapat memunculkan persepsi jika stabilitas pasar keuangan sedang baik. Kondisi ini akan menjadi daya tarik bagi investor global sehingga akan memicu arus modal lebih kencang.
Saat faktor global sulit dikondisikan, pemerintah harus turun tangan. Presiden sebagai pemegang tampuk kepemimpinan tertinggi perlu menciptakan stabilitas ekonomi makro.
Pelemahan ini juga menyebabkan investasi di aset-aset berdenominasi rupiah menjadi kurang menarik. Sejak awal tahun, investor asing telah melepas kepemilikan di pasar saham hingga Rp 50,87 triliun. Jika dibiarkan tanpa ada tindakan, maka bisa jadi IHSG akan terus jatuh dan akan menjadi penilaian negatif pasar keuangan Indonesia di mata global.
Di tengah kuatnya pengaruh dari global, ujian berat menanti IHSG untuk menutup tahun di zona hijau. Terlebih saat ini, pasar saham akan dihadapkan pada tahun politik di 2019. Hal ini menyebabkan ujian pasar saham akan semakin berat ke depannya. Lantas, bagaimana nasib IHSG?
Bisa jadi pasar saham akan sulit bangkit tahun ini. Normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) sudah cukup membuat IHSG kelimpungan. Belum lagi menguatnya tensi perang dagang antara AS dan China, semakin membenamkan indeks saham di global tak terkecuali Indonesia.
IHSG adalah salah satu gambaran pasar keuangan Indonesia. Ketika indeks terus meningkat, dapat memunculkan persepsi jika stabilitas pasar keuangan sedang baik. Kondisi ini akan menjadi daya tarik bagi investor global sehingga akan memicu arus modal lebih kencang.
Saat faktor global sulit dikondisikan, pemerintah harus turun tangan. Presiden sebagai pemegang tampuk kepemimpinan tertinggi perlu menciptakan stabilitas ekonomi makro.
Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo menggelar rapat penyelamatan rupiah. Sejak awal tahun, depresiasi rupiah lebih dari 7%. Kondisi ini mulai dikhawatirkan menganggu stabilitas perekonomian.
Pelemahan ini juga menyebabkan investasi di aset-aset berdenominasi rupiah menjadi kurang menarik. Sejak awal tahun, investor asing telah melepas kepemilikan di pasar saham hingga Rp 50,87 triliun. Jika dibiarkan tanpa ada tindakan, maka bisa jadi IHSG akan terus jatuh dan akan menjadi penilaian negatif pasar keuangan Indonesia di mata global.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular