
IHSG Terjun Bebas, Kapitalisasi Pasar Kena Imbasnya
Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 August 2018 10:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Terjun bebasnya posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang minggu kemarin akibat sentimen dari nilai tukar rupiah yang dibarengi dengan sentimen negatif krisis keuangan Turki di minggu lalu menyebabkan turunnya nilai kapitalisasi pasar IHSG.
Tercatat sepanjang minggu lalu kapitalisasi pasar bursa saham dalam negeri terkoreksi 4,83% menjadi Rp 6.519,92 triliun pada akhir perdagangan pekan lalu, Kamis (16/8/2018). Nilai kapitalisasi pasar bursa di akhir pekan sebelumnya tercatat Rp 6.850,68 triliun.
Hal ini terjadi seiring dengan koreksi yang terjadi pada IHSG yang melemah 4,83% dan ditutup di level 5.783,80 poin di akhir minggu ini. Padahal, di awal pekan saja indeks masih bertengger di level 6.077,17 poin.
Pekan lalu asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai total Rp 2,54 triliun. Dengan demikian, sepanjang tahun ini (year-to-date) asing sudah mencatatkan net sell mencapai Rp 50,87 triliun.
Pekan lalu rupiah mengalami depresiasi hingga 1% dibandingkan dengan penutupan minggu sebelumnya. Padahal, Bank Indonesia (BI) sudah berupaya memperlambat laju pelemahan rupiah dengan secara mengejutkan menaikkan kembali suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.
Kemudian, sentimen negatif lainnya datang dari krisis mata uang di Turki yang tak hanya berdampak pada bursa saham dalam negeri. Mayoritas pasar saham di Asia juga ikut mengalami imbasnya dan ramai-ramai melemah.
(prm) Next Article Analis: Penguatan IHSG Tak Bertahan Lama
Tercatat sepanjang minggu lalu kapitalisasi pasar bursa saham dalam negeri terkoreksi 4,83% menjadi Rp 6.519,92 triliun pada akhir perdagangan pekan lalu, Kamis (16/8/2018). Nilai kapitalisasi pasar bursa di akhir pekan sebelumnya tercatat Rp 6.850,68 triliun.
Hal ini terjadi seiring dengan koreksi yang terjadi pada IHSG yang melemah 4,83% dan ditutup di level 5.783,80 poin di akhir minggu ini. Padahal, di awal pekan saja indeks masih bertengger di level 6.077,17 poin.
Pekan lalu rupiah mengalami depresiasi hingga 1% dibandingkan dengan penutupan minggu sebelumnya. Padahal, Bank Indonesia (BI) sudah berupaya memperlambat laju pelemahan rupiah dengan secara mengejutkan menaikkan kembali suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.
Kemudian, sentimen negatif lainnya datang dari krisis mata uang di Turki yang tak hanya berdampak pada bursa saham dalam negeri. Mayoritas pasar saham di Asia juga ikut mengalami imbasnya dan ramai-ramai melemah.
(prm) Next Article Analis: Penguatan IHSG Tak Bertahan Lama
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular