
Analis: Krisis Mata Uang Turki Masih Pengaruhi IHSG Hari Ini
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
14 August 2018 07:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 3,55% ke level 5.861,25 pada perdagangan Senin (13/8/2018). Pelemahan akibat krisis mata uang di Turki ini diperkirakan akan kembali membawa pengaruhnya sehingga IHSG diperkirakan akan bergerak terbatas.
Kresna Sekuritas melalui catatan risetnya mengungkapkan, indeks gagal breakout dari resisten 6.100, dan justru terjadi breakdown dari uptrend line.
"Kami melihat potensi IHSG uji level support 5.820, yang terbentuk dari gap Juli 2018. Untuk hari ini, kami perkirakan IHSG bergerak terbatas di rentang 5.810-5.970," tulis Kresna Sekuritas dalam risetnya, Selasa (14/8/2018).
Sementara itu, menurut Reliance Sekuritas, awal pekan berdarah dialami mayoritas indeks saham di Asia. Indeks Nikkei (-1.98%), TOPIX (-2.13%), Hangseng (-1.52%) dan CSI (-0.43%) ditutup melemah signifikan. Krisis mata uang yang berlangsung di Turki merambat ke pasar global. Dolar Amerika Serikat (AS) naik seiring lonjakan aset safe haven.
"Terjunnya lira ini mengingatkan investor tentang krisis masa lalu di pasar negara berkembang dan menggetarkan saraf di seluruh dunia," tulis Reliance Sekuritas.
Secara teknikal IHSG bergerak shock dengan breakout two moving average yakni MA20 dan MA50 setelah dead-cross terpola pada stochastic di akhir pekan. Jika ditarik garis diagonal pada trend penguatan jangka pendek sejak pada ratio Fibonacci terdapat angka 5.900an hingga 5.760an sebagai sebagai garis golden ratio IHSG saat ini.
Sehingga disimpulkan secara teknikal IHSG berpeluang kembali diatas 5.900 atau akan melanjutkan melemah hingga 5.760 pada momentum bearish yang tersinyal Indikator Stochastic dan RSI.
"Melihat pelemahan pada hari Senin yang telah cukup dalam melebihi 3% diperkirakan IHSG akan mencoba rebound di atas 5.900 hingga dengan rentan pergerakan 5.840-5.976," tulis Reliance Sekuritas.
(prm) Next Article IHSG Terjun Bebas, Kapitalisasi Pasar Kena Imbasnya
Kresna Sekuritas melalui catatan risetnya mengungkapkan, indeks gagal breakout dari resisten 6.100, dan justru terjadi breakdown dari uptrend line.
"Kami melihat potensi IHSG uji level support 5.820, yang terbentuk dari gap Juli 2018. Untuk hari ini, kami perkirakan IHSG bergerak terbatas di rentang 5.810-5.970," tulis Kresna Sekuritas dalam risetnya, Selasa (14/8/2018).
"Terjunnya lira ini mengingatkan investor tentang krisis masa lalu di pasar negara berkembang dan menggetarkan saraf di seluruh dunia," tulis Reliance Sekuritas.
Secara teknikal IHSG bergerak shock dengan breakout two moving average yakni MA20 dan MA50 setelah dead-cross terpola pada stochastic di akhir pekan. Jika ditarik garis diagonal pada trend penguatan jangka pendek sejak pada ratio Fibonacci terdapat angka 5.900an hingga 5.760an sebagai sebagai garis golden ratio IHSG saat ini.
Sehingga disimpulkan secara teknikal IHSG berpeluang kembali diatas 5.900 atau akan melanjutkan melemah hingga 5.760 pada momentum bearish yang tersinyal Indikator Stochastic dan RSI.
"Melihat pelemahan pada hari Senin yang telah cukup dalam melebihi 3% diperkirakan IHSG akan mencoba rebound di atas 5.900 hingga dengan rentan pergerakan 5.840-5.976," tulis Reliance Sekuritas.
(prm) Next Article IHSG Terjun Bebas, Kapitalisasi Pasar Kena Imbasnya
Most Popular