
Apa Penyebab Neraca Dagang RI Defisit hingga US$2 Miliar?
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
16 August 2018 07:03

Nilai ekspor sepanjang Juli 2018 tercatat US$16,24 miliar. Capaian nilai ekspor ini tumbuh 19,33% dibandingkan dengan Juli 2017 yang menembus US$13,61 miliar.
Ekspor nonmigas dari Juni ke Juli meningkat tajam 31,18% dari US$11,29 miliar menjadi US$14,81 miliar. Sedangkan ekspor migas Juni ke Juli turun 15,06% dari US$1,68 miliar menjadi US$1,43 miliar.
Ekspor migas yang turun disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 15,25% menjadi US$103,8 miliar dan ekspor minyak mentah 31,08% menjadi US$382 juta dan ekspor gas yang juga turun 6,21% menjadi US$942,4 juta.
Kemudian dilihat dari sektornya, rata-rata ekspor mengalami kenaikan.
Sektor pertanian mengekspor US$1,43 miliar atau naik 49,86% (MtM) dan minus 6,52% (YoY). Adapun yang mengalami peningkatan adalah tanaman obat, aromatik dan rempah-rempah. Sedangkan penurunan 6,52% untuk sektor ini secara tahunan disebabkan oleh menurunnya ekspor komoditas buah-buahan tahunan, lada hitam dan lada putih.
Ekspor industri pengolahan bulanan maupun tahunan tumbuh tinggi. Secara MtM naik 37,84% dan YoY naik 15,13%. Kenaikan YoY didorong oleh naiknya ekspor besi, baja, kimia, pakaian jadi dan logam mulia.
Lalu, ekspor sektor pertambangan naik 44,64% YoY. Kenaikan ekspor disebabkan oleh naiknya ekspor batu bara dan biji logam serta tingginya ekspor liquid.
Secara kumulatif Januari-Juli 2018, total ekspor mencapai US$104,24 miliar atau naik 11,35% dibandingkan tahun lalu sebesar US$93,61 miliar. (prm)
Ekspor nonmigas dari Juni ke Juli meningkat tajam 31,18% dari US$11,29 miliar menjadi US$14,81 miliar. Sedangkan ekspor migas Juni ke Juli turun 15,06% dari US$1,68 miliar menjadi US$1,43 miliar.
Ekspor migas yang turun disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak 15,25% menjadi US$103,8 miliar dan ekspor minyak mentah 31,08% menjadi US$382 juta dan ekspor gas yang juga turun 6,21% menjadi US$942,4 juta.
Sektor pertanian mengekspor US$1,43 miliar atau naik 49,86% (MtM) dan minus 6,52% (YoY). Adapun yang mengalami peningkatan adalah tanaman obat, aromatik dan rempah-rempah. Sedangkan penurunan 6,52% untuk sektor ini secara tahunan disebabkan oleh menurunnya ekspor komoditas buah-buahan tahunan, lada hitam dan lada putih.
Ekspor industri pengolahan bulanan maupun tahunan tumbuh tinggi. Secara MtM naik 37,84% dan YoY naik 15,13%. Kenaikan YoY didorong oleh naiknya ekspor besi, baja, kimia, pakaian jadi dan logam mulia.
Lalu, ekspor sektor pertambangan naik 44,64% YoY. Kenaikan ekspor disebabkan oleh naiknya ekspor batu bara dan biji logam serta tingginya ekspor liquid.
Secara kumulatif Januari-Juli 2018, total ekspor mencapai US$104,24 miliar atau naik 11,35% dibandingkan tahun lalu sebesar US$93,61 miliar. (prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular