
Krisis Membayangi, Lira Turki Sudah Anjlok 45% Tahun Ini
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
13 August 2018 08:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Turki, lira, kembali menyentuh level terendahnya sepanjang sejarah di posisi 7,24 lira per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Asia Pasifik di mana pasar akan buka hari Senin (13/8/2018) pagi ini.
Lira telah kehilangan lebih dari 45% nilainya sepanjang tahun ini, Reuters melaporkan.
Lira sempat rebound ke posisi 6,86 hari Minggu setelah Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak yang juga menantu Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemerintah telah menyusun rencana aksi ekonomi dan akan mulai mengimplementasikannya hari Senin ini.
Depresiasi dalam yang dialami mata uang ini sebagian besar diakibatkan oleh pengaruh Erdogan di perekonomian Turki, desakannya yang terus-menerus agar suku bunga perbankan terus turun ketika inflasi justru meroket, dan memburuknya hubungan Ankara dengan Washington.
Hari Jumat pekan lalu, lira sempat rontok hingga 18% yang merupakan depresiasi harian terdalamnya sejak 2001. Hal itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia telah melipatgandakan bea masuk baja dan aluminium Turki.
Hubungan kedua negara tengah memanas akibat berbagai isu, seperti Suriah, penahanan pastor asal AS, dan makin lengketnya hubungan antara Turki dan Rusia.
Pastor Amerika bernama Andrew Brunson telah ditahan sejak Oktober 2016 dengan tuduhan melakukan aksi teror dan mata-mata. Bila ia divonis bersalah, Brunson dapat dipenjara hingga 35 tahun.
Presiden AS Donald Trump menyebut penahanan itu sebagai aib yang luar biasa dan mendesak Erdogan membebaskan Brunson segera.
Delegasi yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Turki Sedat Onal gagal mencapai kesepakatan dengan Washington dalam pembicaraan hari Rabu pekan lalu mengenai beberapa isu termasuk Brunson.
Erdogan mengonfirmasi laporan berbagai media yang menyebut AS memberi delegasi Onal tenggat waktu untuk membebaskan Brunson.
"Mereka meminta kami untuk membebaskan si pendeta hari Rabu pukul 6 sore atau sanksi itu akan mulai diberlakukan," kata Erdogan hari Minggu. Ia menambahkan Turki bukanlah sebuah negara yang akan tunduk pada permintaan semacam itu.
(prm) Next Article Gejolak Turki Bikin Sri Mulyani 'Was-was'
Lira telah kehilangan lebih dari 45% nilainya sepanjang tahun ini, Reuters melaporkan.
Lira sempat rebound ke posisi 6,86 hari Minggu setelah Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak yang juga menantu Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemerintah telah menyusun rencana aksi ekonomi dan akan mulai mengimplementasikannya hari Senin ini.
Hari Jumat pekan lalu, lira sempat rontok hingga 18% yang merupakan depresiasi harian terdalamnya sejak 2001. Hal itu terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan ia telah melipatgandakan bea masuk baja dan aluminium Turki.
Hubungan kedua negara tengah memanas akibat berbagai isu, seperti Suriah, penahanan pastor asal AS, dan makin lengketnya hubungan antara Turki dan Rusia.
Pastor Amerika bernama Andrew Brunson telah ditahan sejak Oktober 2016 dengan tuduhan melakukan aksi teror dan mata-mata. Bila ia divonis bersalah, Brunson dapat dipenjara hingga 35 tahun.
Presiden AS Donald Trump menyebut penahanan itu sebagai aib yang luar biasa dan mendesak Erdogan membebaskan Brunson segera.
Delegasi yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Turki Sedat Onal gagal mencapai kesepakatan dengan Washington dalam pembicaraan hari Rabu pekan lalu mengenai beberapa isu termasuk Brunson.
Erdogan mengonfirmasi laporan berbagai media yang menyebut AS memberi delegasi Onal tenggat waktu untuk membebaskan Brunson.
"Mereka meminta kami untuk membebaskan si pendeta hari Rabu pukul 6 sore atau sanksi itu akan mulai diberlakukan," kata Erdogan hari Minggu. Ia menambahkan Turki bukanlah sebuah negara yang akan tunduk pada permintaan semacam itu.
(prm) Next Article Gejolak Turki Bikin Sri Mulyani 'Was-was'
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular