Internasional

Lira Anjlok, Erdogan Minta Warga Turki Jual Dolar

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
11 August 2018 17:10
Seperti diketahui, lira tertekan setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor logam dari Turki hingga dua kali.
Foto: Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via REUTERS
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki, Tayyip Erdogan, meminta masyarakat Turni untuk menjual emas dan dolar Amerika Serikat (AS) guna mendukung penguatan lira, mata uang negara tersebut.

Seperti diketahui, lira tertekan setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor logam dari Turki hingga dua kali. Pada perdagangan Jumat (10/8/2018) lalu, lira melemah hingga 18%, pelemah tertinggi harian sejak krisis keuangan Turki pada 2001 silam.

Kekhawatiran menyebar di pasar keuangan global, utamanya di bursa Eropa yang terpukul karena investor takut atas dampak yang dapat dialami bank. Bursa AS pun ikut tertekan, di mana Wall Street ditutup melemah 196,09 poin ke level 25.313,14.

"Lira dengan sangat cepat anjlok terhadap dolar kita (AS) yang sangat kuat. Hubungan kita dengan Turki sedang tidak baik saat ini!" tulis Trump dalam akun Twitter miliknya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (11/8/2018).

Presiden Erdogan di hadapan para pendukungnya menyatakan negara-negara yang mendukung kudeta gagal oleh militer dua tahun lalu diorganisir oleh ulama Muslim yang berbasis di AS dan telah kembali menyerang dirinya dengan cara-cara baru. Itu kembali terjadi sejak dirinya kembali memenangkan pemilihan dua bulan lalu.

Kementerian Perdagangan Turki juga sempat memprotes kenaikan tarif baja dan alumunium yang terlebih dulu diterapkan AS. Itu dinilai bertentangan dengan aturan dalam World Trade Organization (WTO).

Sementara itu, Gedung Putih menilai sesuai aturan perdagangan yang telah diresmikan, di mana Presiden AS berwenang untuk menjatuhkan sanksi berupa kenaikan tarif itu demi keamanan nasional.
(hps/hps) Next Article Erdogan Sebut Bunga Tinggi 'Setan', Turki Krisis Mata Uang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular