
Ekonomi Turki Makin Tertekan, Lira Anjlok karena Bea Impor AS
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
10 August 2018 20:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar lira, mata uang Turki, kembali mengalami penurunan tajam di hari Jumat (10/8/2018) dan menyentuh rekor terendah setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi melipatgandakan bea impor logam ke Turki.
Lira melemah 14% menjadi 6,26 lira (Rp 14.279) terhadap dolar AS setelah Trump mengutarakan pengumuman itu di Twitter.
"Saya meresmikan pelipatgandaan Bea Impor terhadap Baja dan Aluminium untuk Turki ketika mata uang mereka, Lira, anjlok dengan cepat terhadap Dolar kita yang sangat kuat! Aluminium sekarang akan menjadi 20% dan Baja 50%. Hubungan kami dengan Turki tidak baik saat ini!"
Kicauan Trump muncul setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta warga menukarkan dolar dan mata uang asing lainnya, serta kepemilikan emas mereka menjadi lira.
"Tukarkan euro, dolar dan emas yang Anda simpan di bawah bantal dengan lira di bank-bank kita. Ini adalah perjuangan domestik dan nasional," kata Erdogan, menurut terjemahan dari Associated Press yang dilansir dari CNBC International.
Erdogan mengatakan Turki menghadapi "perang ekonomi" dan berkata negaranya akan merespons ke negara-negara yang memulai.
"Kita menghadapi serangan ekonomi hari ini, dan kita perlu membela negara kita," kata Erdogan. "Serangan ekonomi ke kita sekarang sama dengan percobaan kudeta ke kita. Saya mendesak negara kita untuk meningkatkan produksi, meningkatkan ekspor."
Indeks harga saham Turki juga anjlok pada hari Jumat ketika iShares MSCI Turkey ETF anjlok 13,8%. Sebelumnya, ETF sudah terperosok 42,3% tahun ini.
Penurunan tajam di aset-aset Turki muncul setelah rombongan delegasi kembali dari Washington tanpa perkembangan terkait penahanan pendeta AS Andrew Brunson, yang dituntut karena mendukung sebuah kelompok yang disalahkan dalam percobaan kudeta di tahun 2016.
Bulan lalu, Trump mengancam akan mengenakan "sanksi besar" ke negara itu jika menolak membebaskan Brunson. AS kemudian mengumumkan sanksi tertanggal 1 Agustus terhadap Menteri Kehakiman dan Menteri Dalam Negeri Turki, serta melarang warga negara AS berbisnis dengan negara itu.
(hps/hps) Next Article Gejolak Turki Bikin Sri Mulyani 'Was-was'
Lira melemah 14% menjadi 6,26 lira (Rp 14.279) terhadap dolar AS setelah Trump mengutarakan pengumuman itu di Twitter.
![]() |
"Saya meresmikan pelipatgandaan Bea Impor terhadap Baja dan Aluminium untuk Turki ketika mata uang mereka, Lira, anjlok dengan cepat terhadap Dolar kita yang sangat kuat! Aluminium sekarang akan menjadi 20% dan Baja 50%. Hubungan kami dengan Turki tidak baik saat ini!"
"Tukarkan euro, dolar dan emas yang Anda simpan di bawah bantal dengan lira di bank-bank kita. Ini adalah perjuangan domestik dan nasional," kata Erdogan, menurut terjemahan dari Associated Press yang dilansir dari CNBC International.
Erdogan mengatakan Turki menghadapi "perang ekonomi" dan berkata negaranya akan merespons ke negara-negara yang memulai.
"Kita menghadapi serangan ekonomi hari ini, dan kita perlu membela negara kita," kata Erdogan. "Serangan ekonomi ke kita sekarang sama dengan percobaan kudeta ke kita. Saya mendesak negara kita untuk meningkatkan produksi, meningkatkan ekspor."
Indeks harga saham Turki juga anjlok pada hari Jumat ketika iShares MSCI Turkey ETF anjlok 13,8%. Sebelumnya, ETF sudah terperosok 42,3% tahun ini.
Penurunan tajam di aset-aset Turki muncul setelah rombongan delegasi kembali dari Washington tanpa perkembangan terkait penahanan pendeta AS Andrew Brunson, yang dituntut karena mendukung sebuah kelompok yang disalahkan dalam percobaan kudeta di tahun 2016.
Bulan lalu, Trump mengancam akan mengenakan "sanksi besar" ke negara itu jika menolak membebaskan Brunson. AS kemudian mengumumkan sanksi tertanggal 1 Agustus terhadap Menteri Kehakiman dan Menteri Dalam Negeri Turki, serta melarang warga negara AS berbisnis dengan negara itu.
(hps/hps) Next Article Gejolak Turki Bikin Sri Mulyani 'Was-was'
Most Popular