
Investor ELTY Geram, BEI Tak Bisa Batalkan Reverse Stock
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
10 August 2018 14:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Perwakilan Forum Investor Penolak Reverse Stock PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) atau FORTY melakukan audiensi dengan direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada siang ini Jumat (10/8/18).
Tiga orang perwakilan dari FORTY memberikan pernyataan sikap dan data valid agar BEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penundaan hingga penolakan rencana penggabungan nilai saham (reverse stock split) perseroan.
"Jadi kamu sudah sampaikan dari sisi faktor fundamentalnya, jadi kami temukan ada kejanggalan-kejanggalan dalam proses reverse stock ELTY sehingga tidak layak dilanjutkan. Jadi nanti masih dalam progress BEI dan kami juga sebelumnya sudah sampaikan ke OJK," ujar Hidayat salah satu perwakilan FORTY, di Gedung BEI, Jumat (10/8/18).
Menurut perwakilan yang juga berasal dari investor ritel perseroan menambahkan, desakan penghentikan rencana perseroan didorong oleh keputusan BEI yang menunda rencana reverse stock split PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) beberapa hari yang lalu.
Keputusan penundaan tersebut membuat investor ritel ELTY merasa geram kepada pihak otoritas (BEI dan OJK) yang dengan cepat memberikan keputusan kepada ARTI dan tidak sejalan dengan keinginan para investor ritel ELTY yang meminta hal serupa.
"Kami harapkan penolakan dilakukan secepatnya oleh BEI dan OJK, jadi kenapa ARTI ini kan tidak terlalu spesial bisa disetujui. Jadi apakah mungkin karena ELTY ini dari grup besar makanya ditakuti, jadi hal seperti ini tetap harus ditindaklanjuti," tambah Deni dalam kesempatan yang sama.
Selain memberikan data valid untuk menggugurkan rencana ELTY, para investor juga memberikan data terkait aksi korporasi serupa yang dilakukan oleh emiten-emiten yang berada dalam satu grup dengan ELTY yaitu (Grup Bakrie).
Aksi korporasi tersebut diantaranya harga saham PT Bakrie Sumatera Plantation TBk (UNSP) yang anjlok paska reverse stock split dari Rp 500 menjadi Rp 258 hingga 8 Agustus 2018. Lalu harga saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang anjlok paska reverse stock dari Rp 400 ke Rp 145.
Hal serupa juga terjadi paska reverse stock yang dilakukan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang anjlok menjadi Rp 70 dari sebelumnya Rp 500.
"Aksi korporasi di grup yang sama juga sangat merugikan investor, kita bisa lihat empat reverse stock yang terakhir dilakukan perusahaan sesama Grup Bakrie itu turun semua. Jadi ini masih dipelajari oleh BEI dan kami secepatnya menunggu tindak lanjutnya," tambah Hidayat.
Sebelumnya Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan terdapat tiga pertimbangan bagi BEI untuk memberikan izin kepada ELTY untuk bisa melakukan aksi korporasi tersebut. Pertama, kondisi fundamental perusahaan, kedua pergerakan harga saham dan ketiga rencana perusahaan setelah aksi korporasi tersebut.
Lalu, Yetna menambahkan, kedua perusahaan tersebut (ELTY dan ARTI) memiliki kasus yang berbeda, terutama dari sisi tujuan pelaksanaan aksi tersebut. Sehingga BEI perlu melakukan penelaahan lebih lanjut untuk memberikan ijin, meski kedua sama ini masih tak bergerak di harga Rp 50 alias saham gocap.
Aksi reverse stock split yang dilakukan oleh ELTY ditujukan untuk aksi penyelamatan perusahaan, untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Kreditur mewajibkan ELTY untuk melakukan reverse stock split agar restrukturisasi dapat dilakukan.(*)
(hps/hps) Next Article Ingin Batalkan Reverse Stock ELTY, Investor Mengadu ke OJK
Tiga orang perwakilan dari FORTY memberikan pernyataan sikap dan data valid agar BEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penundaan hingga penolakan rencana penggabungan nilai saham (reverse stock split) perseroan.
"Jadi kamu sudah sampaikan dari sisi faktor fundamentalnya, jadi kami temukan ada kejanggalan-kejanggalan dalam proses reverse stock ELTY sehingga tidak layak dilanjutkan. Jadi nanti masih dalam progress BEI dan kami juga sebelumnya sudah sampaikan ke OJK," ujar Hidayat salah satu perwakilan FORTY, di Gedung BEI, Jumat (10/8/18).
Menurut perwakilan yang juga berasal dari investor ritel perseroan menambahkan, desakan penghentikan rencana perseroan didorong oleh keputusan BEI yang menunda rencana reverse stock split PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) beberapa hari yang lalu.
"Kami harapkan penolakan dilakukan secepatnya oleh BEI dan OJK, jadi kenapa ARTI ini kan tidak terlalu spesial bisa disetujui. Jadi apakah mungkin karena ELTY ini dari grup besar makanya ditakuti, jadi hal seperti ini tetap harus ditindaklanjuti," tambah Deni dalam kesempatan yang sama.
Selain memberikan data valid untuk menggugurkan rencana ELTY, para investor juga memberikan data terkait aksi korporasi serupa yang dilakukan oleh emiten-emiten yang berada dalam satu grup dengan ELTY yaitu (Grup Bakrie).
Aksi korporasi tersebut diantaranya harga saham PT Bakrie Sumatera Plantation TBk (UNSP) yang anjlok paska reverse stock split dari Rp 500 menjadi Rp 258 hingga 8 Agustus 2018. Lalu harga saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) yang anjlok paska reverse stock dari Rp 400 ke Rp 145.
Hal serupa juga terjadi paska reverse stock yang dilakukan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang anjlok menjadi Rp 70 dari sebelumnya Rp 500.
"Aksi korporasi di grup yang sama juga sangat merugikan investor, kita bisa lihat empat reverse stock yang terakhir dilakukan perusahaan sesama Grup Bakrie itu turun semua. Jadi ini masih dipelajari oleh BEI dan kami secepatnya menunggu tindak lanjutnya," tambah Hidayat.
Sebelumnya Direktur Penilaian Perusahaan BEI IGD N Yetna Setia mengatakan terdapat tiga pertimbangan bagi BEI untuk memberikan izin kepada ELTY untuk bisa melakukan aksi korporasi tersebut. Pertama, kondisi fundamental perusahaan, kedua pergerakan harga saham dan ketiga rencana perusahaan setelah aksi korporasi tersebut.
Lalu, Yetna menambahkan, kedua perusahaan tersebut (ELTY dan ARTI) memiliki kasus yang berbeda, terutama dari sisi tujuan pelaksanaan aksi tersebut. Sehingga BEI perlu melakukan penelaahan lebih lanjut untuk memberikan ijin, meski kedua sama ini masih tak bergerak di harga Rp 50 alias saham gocap.
Aksi reverse stock split yang dilakukan oleh ELTY ditujukan untuk aksi penyelamatan perusahaan, untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Kreditur mewajibkan ELTY untuk melakukan reverse stock split agar restrukturisasi dapat dilakukan.(*)
(hps/hps) Next Article Ingin Batalkan Reverse Stock ELTY, Investor Mengadu ke OJK
Most Popular