
RUPS Tahunan Kembali Digelar, Manajemen ELTY Kena Kartu Merah
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
11 July 2018 18:44

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) hari ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) kedua setelah yang pertama batal digelar karena jumlah kehadiran pemegang saham yang tidak mencukupi atau tidak kuorum.
Dalam RUPST kedua kali ini, jumlah suara sudan memenuhi syarat kuorum dengan kehadiran 34,01% dari jumlah kuorum yang ditetapkan 33,3%. Namun, RUPST kedua kali ini diwarnai dengan berbagai aksi kecaman hingga protes keras dari pemegang saham ELTY.
Bahkan saat meminta persetujuan terkait dua agenda RUPST yang digelar, para pemegang saham sempat menunjukkan kartu merah kepada jajaran dewan direksi ELTY. Meskipun sempat alot, namun dua agenda pertama disetujui oleh pemegang saham dengan persentase 94% memilih setuju dan sisanya 6% memilih abstain.
Dalam polemik yang terjadi selama membahas dua agenda pertama yaitu laporan pertanggungjawaban direksi serta pengesahan leporan keuangan 2017, para pemegang saham bersikeras meminta keterbukaan ELTY terkait rencana restrukturisasi utang serta menyebar ke rencana penggabungan nilai saham (reverse stock perseroan).
"Tolong pak kalau saya lihat disini ada banyak-banyak tampang rakyat, jadi aset kami ada di bawah bapak. Kami ini pemegang saham pak bukan preman jadi mohon keterbukaannya," ujar salah satu pemegang saham.
Selanjutnya, untuk menengahi polemik tersebut, manajemen akhirnya memutuskan untuk menerima salah satu perwakilan pemegang saham untuk memberikan menyampaikan paparan. Setelah ada kesepakatan, RUPST berlanjut hingga persetujuan mata agenda ketiga yaitu persetujuan penunjukkan kantor akuntan publik.
Hingga saat ini, perseroan dengan pemegang saham masih terus melanjutkan gelaran RUPST untuk menyetujui agenda keempat dan kelima yaitu persetujuan dan pengangkatan kembali anggota dewan direksi dan perpanjangan mandate bagi dewan komisaris untuk pengeluaran saham seri B dalam rangka restrukturisasi obligasi global.
Sebelumnya, dalam paparan publik (public expose) insidentil yang digelar pada 22 Juni silam, perseroan juga diberikan kartu kuning oleh para pemegang saham menyusul penolakan rencana reverse stock.
Saat ini, rasio utang (debt) per EBITDA ( Earning Before Interest, Taxes, Depreciation dan Amortization) perseroan memiliki rasio mencapai 1:14. Menurut manajemen reverse stock dapat mendorong restrukturisasi utang perseroan menjadi menurun hingga single digit dibandingkan dengan EBITDA.
(hps) Next Article Reverse Stock, Upaya Bakrieland yang tak Tuntas Lunasi Utang
Dalam RUPST kedua kali ini, jumlah suara sudan memenuhi syarat kuorum dengan kehadiran 34,01% dari jumlah kuorum yang ditetapkan 33,3%. Namun, RUPST kedua kali ini diwarnai dengan berbagai aksi kecaman hingga protes keras dari pemegang saham ELTY.
Bahkan saat meminta persetujuan terkait dua agenda RUPST yang digelar, para pemegang saham sempat menunjukkan kartu merah kepada jajaran dewan direksi ELTY. Meskipun sempat alot, namun dua agenda pertama disetujui oleh pemegang saham dengan persentase 94% memilih setuju dan sisanya 6% memilih abstain.
"Tolong pak kalau saya lihat disini ada banyak-banyak tampang rakyat, jadi aset kami ada di bawah bapak. Kami ini pemegang saham pak bukan preman jadi mohon keterbukaannya," ujar salah satu pemegang saham.
Selanjutnya, untuk menengahi polemik tersebut, manajemen akhirnya memutuskan untuk menerima salah satu perwakilan pemegang saham untuk memberikan menyampaikan paparan. Setelah ada kesepakatan, RUPST berlanjut hingga persetujuan mata agenda ketiga yaitu persetujuan penunjukkan kantor akuntan publik.
Hingga saat ini, perseroan dengan pemegang saham masih terus melanjutkan gelaran RUPST untuk menyetujui agenda keempat dan kelima yaitu persetujuan dan pengangkatan kembali anggota dewan direksi dan perpanjangan mandate bagi dewan komisaris untuk pengeluaran saham seri B dalam rangka restrukturisasi obligasi global.
Sebelumnya, dalam paparan publik (public expose) insidentil yang digelar pada 22 Juni silam, perseroan juga diberikan kartu kuning oleh para pemegang saham menyusul penolakan rencana reverse stock.
Saat ini, rasio utang (debt) per EBITDA ( Earning Before Interest, Taxes, Depreciation dan Amortization) perseroan memiliki rasio mencapai 1:14. Menurut manajemen reverse stock dapat mendorong restrukturisasi utang perseroan menjadi menurun hingga single digit dibandingkan dengan EBITDA.
(hps) Next Article Reverse Stock, Upaya Bakrieland yang tak Tuntas Lunasi Utang
Most Popular