
Internasional
China Cari Cara Topang Perekonomian di Tengah Ketidakpastian
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
03 August 2018 15:12

Beijing, CNBC Indonesia - China harus menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan pencegahan risiko di saat ketidakpastian eksternal meningkat, menurut pernyataan dari pertemuan lembaga pemerintah tingkat tinggi di hari Jumat (3/8/2018).
Komisi Dewan Stabilitas Keuangan dan Pembangunan Negara (Financial Stability and Development Commission/ FSDC) yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He mengatakan perlu memberi lebih banyak perhatian kepada "transmisi" kebijakan moneter dan dukungannya untuk perekonomian, menurut sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs pemerintah.
"Perekonomian China masih ada di periode transisi antara pendorong baru dan lama... dan ketidakpastian eksternal yang meningkat," kata pernyataan tersebut seperti dilansir dari Reuters.
"Isu-isu ini perlu ditangani secara aktif, kuat, dan lebih akurat."
Memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), meningkatnya kebangkrutan korporasi, dan penurunan tajam nilai tukar yuan terhadap dolar menimbulkan kekhawatiran bahwa perekonomian China nantinya bisa menghadapi penurunan yang lebih curam lagi.
Pemerintah telah merespons dengan menyuntik lebih banyak likuiditas ke sistem perbankan, mendorong bank, dan menjanjikan kebijakan fiskal yang "lebih aktif".
Pernyataan pada hari Jumat tersebut tidak menyertakan tanggal pertemuan FSDC, yang merupakan pertemuan rutin kedua untuk lembaga itu, setelah tanggal 2 Juli.
Berdasarkan pernyataan tersebut, pertemuan itu lebih fokus dalam menjamin kredit bagi aktivitas ekonomi riil. Pernyataan itu juga membahas peningkatan ketidakpastian eksternal, yang tidak dibahas setelah pertemuan tanggal 2 Juli, meski tidak ada pernyataan spesifik terkait perang dagang ataupun pelemahan yuan pada hari Jumat.
"Saat ini, kondisi keuangan secara umum membaik dan ratio leverage makro stabil," kata pernyataan itu.
"Ekspektasi pasar sudah berubah - institusi keuangan lebih sadar dengan upaya kepatuhan (compliance), dan langkah-langkah telah dilakukan untuk menahan perkembangan pesat dan aktivitas penggalangan dana ilegal ke sektor keuangan."
Komisi Dewan Stabilitas Keuangan dan Pembangunan Negara (Financial Stability and Development Commission/ FSDC) yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He mengatakan perlu memberi lebih banyak perhatian kepada "transmisi" kebijakan moneter dan dukungannya untuk perekonomian, menurut sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs pemerintah.
"Perekonomian China masih ada di periode transisi antara pendorong baru dan lama... dan ketidakpastian eksternal yang meningkat," kata pernyataan tersebut seperti dilansir dari Reuters.
Memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), meningkatnya kebangkrutan korporasi, dan penurunan tajam nilai tukar yuan terhadap dolar menimbulkan kekhawatiran bahwa perekonomian China nantinya bisa menghadapi penurunan yang lebih curam lagi.
Pemerintah telah merespons dengan menyuntik lebih banyak likuiditas ke sistem perbankan, mendorong bank, dan menjanjikan kebijakan fiskal yang "lebih aktif".
Pernyataan pada hari Jumat tersebut tidak menyertakan tanggal pertemuan FSDC, yang merupakan pertemuan rutin kedua untuk lembaga itu, setelah tanggal 2 Juli.
Berdasarkan pernyataan tersebut, pertemuan itu lebih fokus dalam menjamin kredit bagi aktivitas ekonomi riil. Pernyataan itu juga membahas peningkatan ketidakpastian eksternal, yang tidak dibahas setelah pertemuan tanggal 2 Juli, meski tidak ada pernyataan spesifik terkait perang dagang ataupun pelemahan yuan pada hari Jumat.
"Saat ini, kondisi keuangan secara umum membaik dan ratio leverage makro stabil," kata pernyataan itu.
"Ekspektasi pasar sudah berubah - institusi keuangan lebih sadar dengan upaya kepatuhan (compliance), dan langkah-langkah telah dilakukan untuk menahan perkembangan pesat dan aktivitas penggalangan dana ilegal ke sektor keuangan."
Next Page
Mencari pendorong perekonomian yang baru
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular