
Goldman: Gara-gara Perang Dagang, Ekonomi China Akan Anjlok
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
07 January 2019 14:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank investasi global Goldman Sachs memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China akan turun tajam tahun ini akibat hantaman perang dagangnya dengan Amerika Serikat (AS).
Goldman memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu akan melambat hingga 6,2% dibandingkan proyeksi capaian tahun lalu 6,6%.
Tekanan eksternal jelas sangat signifikan, dengan "balasan" jangka pendek terhadap ekspor China setelah aksi front-loading jelang penerapan bea impor AS di akhir 2018, dan kemungkinan para importir AS akan meninggalkan pemasok asal China, tulis bank tersebut dalam catatan riset bertajuk Macro Question for 2019 yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (7/1/2019).
"Permintaan dalam negeri juga terbebani dampak pengetatan kebijakan yang lalu (meskipun kebijakan kini telah lebih longgar) dan ketidakpastian terkait perdagangan," tulis bank yang bermarkas di New York, AS, itu.
Perseteruan dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu telah berlangsung sejak awal 2018 dan telah mengguncang pasar keuangan global. Pertumbuhan ekonomi dunia juga diprediksi melambat akibat terganggunya rantai pasokan global dan melemahnya laju pertumbuhan China.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada laporan tanggal 14 Desember 2018, memperkirakan PDB China tumbuh 6,2% di 2019, turun dari 6,4% yang diperkirakan sebelumnya.
Jing Ulrich, managing director dan wakil chairman untuk Asia Pasifik di JPMorgan Chase, memproyeksikan ekonomi China melambat dari 6,6% menjadi 6,1% tahun ini.
Meski diprediksi lesu, ekonomi China masih memiliki harapan, menurut Goldman hari Senin.
"Kami melihat pertumbuhan PDB dan Current Activity Indicator China yang menyentuh posisi terendah (bottoming out) di paruh pertama tahun ini dan pulih sedikit setelahnya, akibat kombinasi dari stimulus kebijakan dan (semoga) kejelasan dalam hubungan dagang AS-China," tulisnya.
(hps) Next Article Pertumbuhan Ekonomi China Tak Akan Tersandung Perang Dagang
Goldman memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu akan melambat hingga 6,2% dibandingkan proyeksi capaian tahun lalu 6,6%.
Tekanan eksternal jelas sangat signifikan, dengan "balasan" jangka pendek terhadap ekspor China setelah aksi front-loading jelang penerapan bea impor AS di akhir 2018, dan kemungkinan para importir AS akan meninggalkan pemasok asal China, tulis bank tersebut dalam catatan riset bertajuk Macro Question for 2019 yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (7/1/2019).
![]() |
Perseteruan dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu telah berlangsung sejak awal 2018 dan telah mengguncang pasar keuangan global. Pertumbuhan ekonomi dunia juga diprediksi melambat akibat terganggunya rantai pasokan global dan melemahnya laju pertumbuhan China.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada laporan tanggal 14 Desember 2018, memperkirakan PDB China tumbuh 6,2% di 2019, turun dari 6,4% yang diperkirakan sebelumnya.
Jing Ulrich, managing director dan wakil chairman untuk Asia Pasifik di JPMorgan Chase, memproyeksikan ekonomi China melambat dari 6,6% menjadi 6,1% tahun ini.
Meski diprediksi lesu, ekonomi China masih memiliki harapan, menurut Goldman hari Senin.
"Kami melihat pertumbuhan PDB dan Current Activity Indicator China yang menyentuh posisi terendah (bottoming out) di paruh pertama tahun ini dan pulih sedikit setelahnya, akibat kombinasi dari stimulus kebijakan dan (semoga) kejelasan dalam hubungan dagang AS-China," tulisnya.
(hps) Next Article Pertumbuhan Ekonomi China Tak Akan Tersandung Perang Dagang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular