Internasional
Pertumbuhan Ekonomi China Tak Akan Tersandung Perang Dagang
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
15 August 2018 11:39
Beijing, CNBC Indonesia - China akan tetap mempertahankan pertumbuhan ekonominya di kisaran yang rasional pada paruh kedua tahun ini meski terbelit perang dagang. Pemerintahnya memastikan target pertumbuhan tahun ini akan tercapai, kata badan perencanaan negara hari Rabu (15/8/2018).
Di tengah perseteruan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) yang membawa dampak negatif terhadap ekonomi China, Negeri Tirai Bambu memastikan dapat mencapai target pertumbuhan tahunan, kata juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Cong Liang, Reuters melaporkan.
China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 6.5% tahun ini.
Produk domestik bruto (PDB) negara ini tumbuh 6.7% di kuartal kedua 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini melambat bila dibandingkan capaian di kuartal pertama sebesar 6,8%.
Data menunjukkan perekonomian terbesar kedua di dunia itu terus mendingin akibat upaya pemerintah membatasi risiko di pasar keuangan berakibat pada naiknya suku bunga pinjaman dan tekanan terhadap berbagai usaha kecil.
Untuk membantu perusahaan yang terdampak pengetatan keuangan, China telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan likuiditas dan mendesak perbankan agar menyalurkan lebih banyak dana kepada korporasi. Pemerintah juga memperkuat kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan.
Di tengah upaya itu, perseteruan dagang dengan AS ikut membebani perekonomian China. Kedua negara saling mengenakan bea impor yang akan mulai efektif berlaku pekan depan dan hanya ada sedikit sinyal mereka akan berdamai dalam waktu dekat.
Sejauh ini, data resmi dari Januari sampai Juli memperlihatkan friksi perdagangan dengan AS memiliki dampak yang terbatas terhadap perekonomian, kata Cong.
(prm) Next Article Perlambatan Ekonomi China, Proyeksi yang Jadi Nyata
Di tengah perseteruan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) yang membawa dampak negatif terhadap ekonomi China, Negeri Tirai Bambu memastikan dapat mencapai target pertumbuhan tahunan, kata juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Cong Liang, Reuters melaporkan.
China menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 6.5% tahun ini.
Data menunjukkan perekonomian terbesar kedua di dunia itu terus mendingin akibat upaya pemerintah membatasi risiko di pasar keuangan berakibat pada naiknya suku bunga pinjaman dan tekanan terhadap berbagai usaha kecil.
Untuk membantu perusahaan yang terdampak pengetatan keuangan, China telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan likuiditas dan mendesak perbankan agar menyalurkan lebih banyak dana kepada korporasi. Pemerintah juga memperkuat kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan.
Di tengah upaya itu, perseteruan dagang dengan AS ikut membebani perekonomian China. Kedua negara saling mengenakan bea impor yang akan mulai efektif berlaku pekan depan dan hanya ada sedikit sinyal mereka akan berdamai dalam waktu dekat.
Sejauh ini, data resmi dari Januari sampai Juli memperlihatkan friksi perdagangan dengan AS memiliki dampak yang terbatas terhadap perekonomian, kata Cong.
(prm) Next Article Perlambatan Ekonomi China, Proyeksi yang Jadi Nyata
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular