Cadangan AS Naik dan Prospek Ekonomi Suram, Harga Minyak Loyo

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
15 August 2018 09:19
Harga minyak jenis brent kontrak pengiriman Oktober 2018 turun 0,33% ke level US$72,22/barel
Foto: kotkoa / Freepik
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak jenis brent kontrak pengiriman Oktober 2018 turun 0,33% ke level US$72,22/barel, sementara harga minyak light sweet kontrak September 2018 juga terkoreksi 0,45% ke US$66,74/barel pada perdagangan hari ini Rabu (15/08/2018) hingga pukul 09.00 WIB.

Harga minyak masih berada dalam tekanan, pasca kemarin kompak ditutup di zona merah. Pada penutupan perdagangan hari Selasa (14/08/2018), harga light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) terkoreksi 0,24%, sementara brent yang menjadi acuan di eropa juga turun 0,21%.



Hari ini harga sang emas hitam mendapatkan sentimen negatif dari laporan American Petroleum Institute (API) yang menyatakan kenaikan cadangan minyak mentah Negeri Paman Sam sebesar 3,7 juta barel ke 410,8 juta barel pada pekan lalu. Lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 2,5 juta barel.

Kemudian, stok minyak mentah di Cushing, yang merupakan pusat pengiriman minyak AS, juga meningkat hingga 1,6 juta barel, menurut data dari API. Sebagai informasi, data resmi dari pemerintah AS akan diumumkan pada malam ini pukul 21.30 WIB.

Tekanan lainnya bagi harga minyak datang dari prospek ekonomi global yang cukup suram, sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada permintaan minyak. Indikator gabungan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), yang mencakup ekonomi maju di negara barat, plus China, India, Rusia, Brasil, Indonesia, dan Afrika Selatan, terus menunjukkan pola penurunan sejak bulan Januari 2018.

Biro Analisis Kebijakan Ekonomi Belanda juga menyatakan bahwa volume perdagangan global memuncak di bulan Januari 2018, mencapai pertumbuhan sebesar 5,7% secara tahunan (year-on-year/YoY). Namun, kemudian peningkatan itu terpangkas nyari setengah, menjadi hanya 3% YoY pada bulan Mei 2018.

Prospek permintaan minyak global yang lesu juga sempat disampaikan pada laporan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) beberapa waktu lalu. Dokumen tersebut mengekspektasikan permintaan minyak dunia akan tumbuh 1,43 juta barrel/hari pada 2019, turun dari 1,64 juta barrel.hari pada 2018. Perlambatan permintaan tersebut diyakini OPEC datang bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah akibat perang dagang AS-China.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(RHG/hps) Next Article Tweet Trump Buat Harga Minyak Jatuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular