Internasional

Perang Dagang, Investasi China di AS Anjlok 92%

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
21 June 2018 11:07
Demi mencari peluang investasi, perusahaan-perusahaan China melakukan pembelian besar-besaran di luar negeri pada tahun 2015 dan 2016.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Akuisisi dan investasi China di Amerika Serikat (AS) anjlok 92% menjadi hanya US$1,8 miliar (Rp 25,3 triliun) dalam lima bulan terakhir tahun ini, kata perusahaan konsultan dan riset Rhodium Group hari Selasa (19/6/2018).

Memperhitungkan divestasi, kesepakatan bersih China yang mengalir ke AS selama periode itu adalah negatif US$7,8 miliar, kata perusahaan itu dalam sebuah laporan yang dikutip CNBC International.

Pengurangan itu mengikuti penurunan tajam di semester kedua tahun lalu seraya tekanan dari pemerintah Beijing dan Trump menahan kenaikan terbaru di investasi lintas perbatasan. Kesepakatan China yang diselesaikan di AS menyentuh rekor US$46 miliar pada tahun 2016, kemudian anjlok menjadi US$29 miliar di tahun 2017, menurut Rhodium.

Perang Dagang, Investasi China di AS Anjlok 90%Foto: CNBC International

Demi mencari peluang investasi, perusahaan-perusahaan China melakukan pembelian besar-besaran di luar negeri pada tahun 2015 dan 2016.

Namun, sekarang China ingin membatasi pelarian modal dan leverage berlebihan. Sementara itu, AS khawatir tentang perlindungan kekayaan intelektual sehingga meningkatkan pengawasan terhadap semua kesepakatan berdasarkan keamanan nasional. Pemerintah Trump juga mengancam larangan investasi berdasarkan investigasi "Section 301", kajian yang mengarahkan tarif belakangan ini.

Alhasil, akuisisi senilai lebih dari US$2 miliar dalam lima bulan pertama tahun ini hancur berantakan, kata Thilo Hanemann dari Rhodium Group. Akuisisi itu termasuk usulan penggabungan dari afiliasi Alibaba Ant Financial dengan MoneyGram, rencana HNA untuk mengakuisisi SkyBridge Capital milik Anthony Scaramucci dan upaya lembaga pendanaan yang disokong China Sino IC Capital untuk membeli perusahaan pengujian semiconductor Xcerra.

"Saluran transaksi M&A (merger dan akuisisi) yang tertunda masih lebih tipis dan nilai rata-rata transaksi jauh lebih rendah dibanding periode sebelumnya," kata Hanemann dalam laporan itu.

Dia menyebutkan berbeda dengan kesepakatan yang biasanya ratusan juta dolar atau lebih, rata-rata besaran kesepakatan China di AS sejauh ini adalah $46 juta.

Anbang dan Wanda yang merupakan dua konglomerat besar HNA China juga menjual banyak aset-aset mereka di China, membuat jumlah divestasi AS yang diselesaikan menjadi $9,6 miliar dalam lima bulan pertama tahun ini, menurut Rhodium. Analisis itu mengestimasi penjualan lain senilai $4 miliar masih ditunda.

Penjualan itu muncul di tengah tekanan dari Beijing untuk perusahaan-perusahaan China agar memperluas jaringannya di luar negeri dengan industri yang cocok. Kritik terhadap banyak kesepakatan hiburan dan perumahan para konglomerat adalah kecocokannya dengan strategi bisnis.

Perumahan dan hiburan masih menjadi tiga besar penerima modal China tahun ini, didorong oleh kesepakatan menegah serta perusahaan internet dan game yang tercatat di luar negeri, kata Rhodium. Namun laporan itu mengatakan berkat tujuh transaksi di bidang kesehatan dan biotech, saham industri dari keseluruhan kesepakatan di AS naik dari 8% tahun lalu menjadi 58% tahun ini.

Perang Dagang, Investasi China di AS Anjlok 90%Foto: CNBC International

Untuk memastikan, angka-angka perubahan tahunan kecil jika dibandingkan dengan agregat investasi asing langung selama dua dekade terakhir dan tidak terlalu berkontribusi ke produk domestik bruto (PDB).

Tarif AS yang baru bisa memberi insentif bagi manufaktur China untuk memproduksi di Amerika, tulis laporan Rhodium.



(roy) Next Article Trump Akan Umumkan Impor dari China yang Ditarget Bea Masuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular