Akuisisi Tambang Rio Tinto, Adaro Dapat Pinjaman Rp 10,4 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 August 2018 17:35
Adaro mengaku dapat pinjaman dari 14 bank senilai Rp 10,4 triliun untuk akuisisi tambang Rio Tinto di Australia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memperoleh pinjaman dari 14 bank nasional dan asing senilai Rp US$ 748,80 juta (Rp 10,48 triliun, asumsi Rp 14.000/dolar). Dana ini digunakan untuk membiayai akusisi tambang Kestrel dari Rio Tinto di Australia.

Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan untuk mengakuisisi 80% tambang penghasil batu bara kokas ini memerlukan dana tak kurang dari US$ 2,6 miliar (Rp 36,40 triliun). Namun perusahaan hanya mengambil bagian sebesar 48%, sementara sisanya 52% oleh EMR Capital.



"Utangnya dari bank asing dan bank lokal, ada bank Australia juga. Karena porsi pinjaman kan 60% dan ekuitas 40%," kata Garibaldi di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (2/8).

Sementara untuk kebutuhan ekuitas, perusahaan telah menggelontorkan dana senilai US$ 499,20 juta (Rp 6,98 triliun) untuk memenuhi porsi Adaro yang jika dihitung menjadi senilai US$ 1,24 miliar (Rp 17,47 triliun).

Adaro Energy resmi merampungkan proses akuisisi tambang milik Rio Tinto di Australia, yakni Kestrel Coal Mine (Kestrel). Setelah transaksi ini kepemilikan perusahaan pada tambang produsen kokas tersebut menjadi sebesar 80%.

Kepemilikan perusahaan di tambang tersebut dilakukan melalui Kestrel Coal Resources Pty Ltd, perusahaan patungan (joint venture/JV) bekerja sama dengan EMR Capital Ltd (EMR).

Sepanjang 2017, Kestrel memproduksi 4,25 juta batubara kokas. Kestrel juga masih memiliki cadangan batubara 117 juta ton. Sehingga, jika melihat pada besarnya kapasitas produksi tersebut, otomatis akan mengerek kapasitas produksi Adaro, dan diperkirakan bakal naik tiga kali lipat menjadi 3 juta ton per tahun.
(gus) Next Article Akuisisi Rio Tinto, Adaro Target Produksi 7 Juta Ton Kokas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular