Akuisisi Rio Tinto, Adaro Target Produksi 7 Juta Ton Kokas

Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 August 2018 18:31
Adaro targetkan produksi batu bara kokas 7 juta ton dari tambang kestrel, Rio Tinto.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menargetkan tambang barunya di Australia bisa memproduksi 7 juta metrik ton kokas tahun depan. Jumlah tersebut naik signifikan dibanding dengan target produksi tambang Kestrel ini yang sudah ditetapkan Rio Tinto di tahun ini yang sebesar 4,8 juta metrik ton.

Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir menilai kemungkinan untuk menaikkan jumlah produksi tambang kokas di tahun depan sangat terbuka lebar, pasalnya proses investasi di tambang tersebut sudah selesai sehingga tambang sudah siap beroperasi total.



"Karena investasinya sudah selesai. Waktu Rio Tinto itu kan underground karena mahal investasinya, kalau sudah jadi sudah tidak perlu ada investasi besar lagi," kata Garibaldi di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (2/8).

Menurut dia, untuk tahun ini target produksi juga masih bisa dikerek naik lagi dari target semula. Rencananya dia akan menaikkan target produksi Kestrel menjadi 5 juta metrik ton hingga penghujung tahun ini dari sebelumnya 4,8 juta metrik ton.

Dia menilai pendapatan dari produksi tambang di Australia ini akan mulai masuk dalam pendapatan konsolidasi perusahaan di tahun ini. Namun dia tak mau merinci berapa pertumbuhan pendapatan di tahun ini setelah akusisi Kestrel.

"Kita tetap on track target EBITDA US$ 1,1 miliar-US$ 1,3 miliar sampai akhir tahun. Tapi jangan lupa ada (keuntungan dari kenaikan) harga dan kontribusi dari Kestrel," jelas dia.

Dia menilai pasar untuk batu bara jenis kalori tinggi ini masih terbuka lebar, di samping pasar yang sudah ada saat ini. Perusahaan telah memasarkan produknya ke beberapa negara seperti Jepang, China dan korea yang digunakan untuk industri. Sementara untuk pasar dalam negeri saat ini ditampung oleh PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

Sementara itu, untuk di dalam negeri tahun ini Adaro menargetkan produksi batu bara sebesar 54-56 juta ton. Sementara untuk periode setengah tahun hingga akhir Juni lalu perusahaan baru mampu memproduksi sebesar 24,06 juta ton saja.
(gus) Next Article Adaro Akuisisi Tambang Batu Bara Rio Tinto Senilai Rp 30 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular