
Laba Rio Tinto Semester I-2018 Melonjak 33% Jadi Rp 63,2 T
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
01 August 2018 14:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa pertambangan asal Australia Rio Tinto pada hari Rabu (1/8/2018) melaporkan lonjakan laba bersih hingga 33% pada semester pertama. Perusahaan juga mengumumkan dividen sementara (interim) yang naik signifikan serta pembelian kembali saham (buyback).
Laba bersih perusahaan Anglo-Australia itu, dalam enam bulan pertama tahun ini mencapai US$4,38 miliar atau sekitar Rp 63,2 triliun. Laba operasional (underlying profit), perhitungan yang mengeluarkan penyusutan dan rugi kurs, melonjak 12% menjadi US$4,42 miliar, naik dari US$3,94 miliar pada periode yang sama tahun lalu, dilansir dari AFP.
Rio akan membayar dividen interim sebesar US$2,2 miliar naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan merupakan nilai dividen tengah tahun tertinggi dalam sejarah perusahaan.
Raksasa tambang yang juga memiliki hak partisipasi di PT Freeport Indonesia ini juga menjalankan program pembelian saham kembali senilai US$1 miliar, yang rencananya akan selesai pada akhir Februari 2019.
Perusahaan mengatakan pengiriman bijih besi mencapai 88,5 juta ton pada kuartal kedua tahun ini, melonjak 14% dibandingkan dengan kuartal kedua 2017, karena peningkatan produktivitas dan cuaca yang lebih mendukung. Diperkirakan pengiriman tahun ini melampaui proyeksi di kisaran 330-340 juta ton.
(prm) Next Article Harga Minyak Reli, Saham Tambang & Migas RI Ikut Terbang
Laba bersih perusahaan Anglo-Australia itu, dalam enam bulan pertama tahun ini mencapai US$4,38 miliar atau sekitar Rp 63,2 triliun. Laba operasional (underlying profit), perhitungan yang mengeluarkan penyusutan dan rugi kurs, melonjak 12% menjadi US$4,42 miliar, naik dari US$3,94 miliar pada periode yang sama tahun lalu, dilansir dari AFP.
Rio akan membayar dividen interim sebesar US$2,2 miliar naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan merupakan nilai dividen tengah tahun tertinggi dalam sejarah perusahaan.
Perusahaan mengatakan pengiriman bijih besi mencapai 88,5 juta ton pada kuartal kedua tahun ini, melonjak 14% dibandingkan dengan kuartal kedua 2017, karena peningkatan produktivitas dan cuaca yang lebih mendukung. Diperkirakan pengiriman tahun ini melampaui proyeksi di kisaran 330-340 juta ton.
(prm) Next Article Harga Minyak Reli, Saham Tambang & Migas RI Ikut Terbang
Most Popular