Harga Minyak Reli, Saham Tambang & Migas RI Ikut Terbang

Tri Putra, CNBC Indonesia
11 May 2020 14:15
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia menjadi sorotan setelah mengalami reli sepanjang pekan lalu karena ada harapan akan pemulihan ekonomi global dan pelonggaran karantina. Harga saham-saham dari sektor pertambangan serta minyak dan gas (migas) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut terangkat naik.

Dengan dilonggarkanya karantina wilayah di sebagian besar negara bagian di Amerika Serikat (AS), dan di sebagian negara di benua Eropa menyebabkan beroperasinya kembali pabrik-pabrik yang sebelumya terpaksa ditutup karena pandemi Corona. Hal ini berhasil meningkatkan permintaan terhadap minyak mentah sepanjang minggu lalu.

Sepanjang minggu lalu, harga minyak jenis brent yang menjadi harga minyak acuan di Eropa dan Indonesia naik 17,13%. Sementara yang jenis light sweet yang menjadi harga minyak acuan di Amerika Serikat bertambah 25,07%.



Bagaimana dengan harga saham perusahaan minyak, gas, dan pertambangan yang biasanya secara historis ikut terkerek apabila harga emas hitam ini naik ?



Dapat dilihat di tabel di atas, sebagian besar saham yang bergerak di bidang minyak, gas, dan pertambangan berhasil terkerek naik dengan terapresiasinya harga minyak mentah dunia. Satu-satunya saham yang mengalami penurunan adalah PT Indika Energi Tbk (INDY) yang sahamnya mengalami depresiasi senilai 5,03% selama minggu kemarin.



Sedangkan kenaikan yang paling besar dipimpin oleh PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang sahamnya naik sebesar 19,07% sepanjang minggu kemarin. Angka ini jauh lebih tinggi daripada pergerakan Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai acuan yang malah melempem turun 1,63% sepanjang minggu lalu.

Secara tahun berjalan (YTD) memang seluruh saham ini masih belum kembali ke level sebelum terjadinya pandemi COVID-19, akan tetapi dengan naiknya saham-saham di sektor pertambangan, tentu saja ini akan menjadi stimulus positif tersendiri bagi kinerja IHSG ke depan.



[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/hps) Next Article Duh Makin Mahal, Harga Minyak Bisa ke US$ 70/barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular