Jokowi Rem Infrastruktur, Bagaimana Nasib Saham Konstruksi?

Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
26 July 2018 17:43
Harga saham dua dari empat emiten konstruksi induk menguat, satu terkoreksi, dan satu stagnan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun program infrastruktur pemerintahan Joko Widodo berencana mengalah demi menstabilkan rupiah, harga saham emiten BUMN konstruksi belum terpengaruh oleh rencana tersebut.

Harga saham dua dari empat emiten konstruksi induk menguat, satu terkoreksi, dan satu stagnan. Saham PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) naik 0,47% menjadi Rp2.150 hari ini bersama dengan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang naik 0,76% menjadi Rp2.000.

Saham yang stagnan adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) di level Rp 1.475, dan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menjadi satu-satunya yang terkoreksi yaitu 2,17%.
Infra Jokowi Direm, Pelaku Pasar Belum Jual SahamFoto: CNBC Indonesia/Irvin Avriano

Koreksi juga tidak terjadi pada seluruh anak usaha saham BUMN konstruksi inti, yaitu pada PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT PP Properti Tbk (PPRO), dan PT PP Presisi Tbk (PPRE).

Sektor infrastruktur juga tidak lepas dari bahan bangunan, yang di bursa saham dapat tercermin dari perusahaan produsen semen.

Namun, koreksi hanya terjadi pada PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang turun tipis 0,65% menjadi Rp 7.625, sedangkan produsen semen lain yaitu PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) stagnan hari ini.

Emiten lain yang terkait dengan infrastruktur yaitu perusahaan jalan tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan kontraktor properti juga masih positif, menyisakan satu emiten kontraktor swasta yaitu PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) yang turun 0,78% menjadi Rp 640.
(hps) Next Article Sudah Turun Banyak, Saham Konstruksi Mulai Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular