
Proyek Infrastruktur Ditunda Demi 'Rupiah'? Ini Kata Menkeu
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 July 2018 14:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menunda pembangunan sejumlah proyek infrastruktur besar pada tahun depan. Langkah tersebut, sebagai salah satu upaya menekan lonjakan impor.
Rencana untuk menunda pembangunan sejumah proyek infrastruktur, tentu akan berdampak pada postur anggaran infrastruktur tahun depan. Akselerasi belanja, pun dikhawatirkan terhambat, dan tak cukup mampu mendorong geliat perekonomian.
Merespons hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak menjawab secara spesifik perihal rencana tersebut. Namun, pemerintah akan tetap berupaya menjaga kas keuangan negara agar mampu mendorong perekonomian.
"Presiden telah gariskan berbagai policy yang nanti akan kami wujudkan dalam nota keuangan 2019. Jadi kita lihat saja dari keseluruhan strategi mengelola apa yang disebut keseimbangan eksternal," kata Sri Mulyani di gedung parlemen, Kamis (26/7/2018).
"Terutama dari sisi menjaga momentum dan kemampuan memperkuat industri, dan itu bertujuan untuk tetap menjaga momentum perbaikan," tegasnya.
Dalam pembahasan antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pagu indikatif kementerian dan lembaga yang disepakati tahun depan sebesar Rp 838,6 triliun atau turun Rp 8,8 triliun dari alokasi yang dipatok pada tahun ini.
Ketika ditanya perihal adanya penyesuaian belanja infrastruktur tahun depan, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu irit bicara. "Nanti akan dilihat dalam Nota Keuangan 2019," tegas Sri Mulyani meninggalkan tempat.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika saat berkunjung ke markas Transmedia mengakui, ada beberapa proyek infrastruktur besar pada tahun depan yang kemungkinan akan ditunda meskipun tidak akan dibiarkan mangkrak.
Rencana tersebut, tak lepas dari lonjakan impor yang dalam beberapa bulan terakhir memberikan pengaruh terhadap defisit transaksi berjalan (CAD). Kebutuhan dolar AS untuk impor, pada akhirnya menjadi salah satu faktor pelemahan rupiah.
Bank Indonesia (BI) sendiri tak memungkiri, defisit transaksi berjalan Indonesia tahun ini tekor cukup besar. Bank sentral memperkirakan, defisit transaksi berjalan sepanjang tahun ini berada di atas US$ 25 miliar.
(dru) Next Article Waspadai Ketidakpastian, Bunga Acuan BI 7-Day RR Tetap di 4%
Rencana untuk menunda pembangunan sejumah proyek infrastruktur, tentu akan berdampak pada postur anggaran infrastruktur tahun depan. Akselerasi belanja, pun dikhawatirkan terhambat, dan tak cukup mampu mendorong geliat perekonomian.
Merespons hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak menjawab secara spesifik perihal rencana tersebut. Namun, pemerintah akan tetap berupaya menjaga kas keuangan negara agar mampu mendorong perekonomian.
"Terutama dari sisi menjaga momentum dan kemampuan memperkuat industri, dan itu bertujuan untuk tetap menjaga momentum perbaikan," tegasnya.
Dalam pembahasan antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pagu indikatif kementerian dan lembaga yang disepakati tahun depan sebesar Rp 838,6 triliun atau turun Rp 8,8 triliun dari alokasi yang dipatok pada tahun ini.
Ketika ditanya perihal adanya penyesuaian belanja infrastruktur tahun depan, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu irit bicara. "Nanti akan dilihat dalam Nota Keuangan 2019," tegas Sri Mulyani meninggalkan tempat.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika saat berkunjung ke markas Transmedia mengakui, ada beberapa proyek infrastruktur besar pada tahun depan yang kemungkinan akan ditunda meskipun tidak akan dibiarkan mangkrak.
Rencana tersebut, tak lepas dari lonjakan impor yang dalam beberapa bulan terakhir memberikan pengaruh terhadap defisit transaksi berjalan (CAD). Kebutuhan dolar AS untuk impor, pada akhirnya menjadi salah satu faktor pelemahan rupiah.
Bank Indonesia (BI) sendiri tak memungkiri, defisit transaksi berjalan Indonesia tahun ini tekor cukup besar. Bank sentral memperkirakan, defisit transaksi berjalan sepanjang tahun ini berada di atas US$ 25 miliar.
(dru) Next Article Waspadai Ketidakpastian, Bunga Acuan BI 7-Day RR Tetap di 4%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular