
Internasional
Kena Sanksi Global, Ekonomi Korut Anjlok Terdalam Sejak 1997
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 July 2018 14:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Korea Utara di 2017 mengalami kontraksi paling dalam sejak dua dekade belakangan, bank sentral Korea Selatan memperkirakan pada hari Jumat (20/7/2018). Hal itu terjadi di tengah jelasnya sanksi internasional yang diberlakukan untuk menghentikan program nuklir dan rudal Pyongyang yang telah menekan pertumbuhan dengan dalam.
Produk domestik bruto (PDB) di Korea Utara tahun lalu menyusut 3,5% dari tahun sebelumnya. Hal itu menandai kontraksi terbesar sejak penurunan 6,5% pada 1997 ketika negara yang terisolasi itu mengalami kelaparan yang parah, kata Bank of Korea (BOK), dilansir dari CNBC International.
Produksi industri, yang menyumbang sekitar sepertiga dari total output negara itu, turun 8,5% dan juga menandai penurunan paling curam sejak 1997 karena produksi pabrik hancur akibat pembatasan arus minyak dan sumber daya energi lainnya ke negara itu. Output dari pertanian dan industri konstruksi juga turun, masing-masing 1,3% dan 4,4%.
"Sanksi itu lebih kuat pada tahun 2017 daripada pada tahun 2016," kata Shin Seung-cheol, kepala Tim Koordinasi Akun Nasional BOK.
"Volume perdagangan luar negeri turun secara signifikan akibat larangan ekspor pada batu bara, baja, perikanan dan produk tekstil. Namun sulit untuk menentukan angka pasti pada hal itu, tetapi (larangan ekspor) menurunkan produksi industri," kata Shin.
Kemerosotan ekonomi yang curam terjadi saat analis menyoroti perlunya negara yang terisolasi itu untuk bergeser ke arah pembangunan ekonomi, langkah-langkah yang diumumkan oleh pemimpin Kim Jong Un pada bulan April.
Kim berjanji akan mengalihkan fokus dari pengembangan persenjataan nuklir Korea Utara untuk meniru "pembangunan ekonomi sosialis" China sebelum dia mengadakan pertemuan puncak bersejarah dengan Presiden Donald Trump di Singapura pada bulan Juni.
Industri batu bara Korea Utara dan sektor manufaktur telah menderita ketika Dewan Keamanan PBB meningkatkan sanksi-sanksi tersebut sebagai respons atas uji coba nuklir yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun oleh Pyongyang.
China, mitra dagang terbesarnya, memberlakukan sanksi secara ketat pada paruh kedua tahun 2017 dan merugikan sektor manufaktur Korea Utara.
BOK menggunakan angka-angka yang dikumpulkan oleh pemerintah dan agen mata-mata untuk membuat perkiraan ekonominya. Survei bank termasuk pemantauan jumlah tanaman padi di daerah perbatasan, pengawasan lalu lintas, dan wawancara dengan pembelot.
Korea Utara tidak mempublikasikan data ekonomi. Pendapatan Nasional Bruto per kapita Korea Utara mencapai 1,46 juta won (US$1,283.52 atau sekitar Rp 18.628.046), hanya sekitar 4,4% yang diperoleh Korea Selatan, kata BOK.
Keseluruhan ekspor dari Korea Utara turun 37,2% pada tahun 2017, menandai penurunan terbesar sejak penurunan 38,5% pada tahun 1998, kata BOK pada hari Jumat, mengutip data dari Badan Promosi Investasi-Perdagangan Korea.
(prm) Next Article Korea Utara Melunak, Dolar AS Melemah
Produk domestik bruto (PDB) di Korea Utara tahun lalu menyusut 3,5% dari tahun sebelumnya. Hal itu menandai kontraksi terbesar sejak penurunan 6,5% pada 1997 ketika negara yang terisolasi itu mengalami kelaparan yang parah, kata Bank of Korea (BOK), dilansir dari CNBC International.
Produksi industri, yang menyumbang sekitar sepertiga dari total output negara itu, turun 8,5% dan juga menandai penurunan paling curam sejak 1997 karena produksi pabrik hancur akibat pembatasan arus minyak dan sumber daya energi lainnya ke negara itu. Output dari pertanian dan industri konstruksi juga turun, masing-masing 1,3% dan 4,4%.
"Volume perdagangan luar negeri turun secara signifikan akibat larangan ekspor pada batu bara, baja, perikanan dan produk tekstil. Namun sulit untuk menentukan angka pasti pada hal itu, tetapi (larangan ekspor) menurunkan produksi industri," kata Shin.
Kemerosotan ekonomi yang curam terjadi saat analis menyoroti perlunya negara yang terisolasi itu untuk bergeser ke arah pembangunan ekonomi, langkah-langkah yang diumumkan oleh pemimpin Kim Jong Un pada bulan April.
Kim berjanji akan mengalihkan fokus dari pengembangan persenjataan nuklir Korea Utara untuk meniru "pembangunan ekonomi sosialis" China sebelum dia mengadakan pertemuan puncak bersejarah dengan Presiden Donald Trump di Singapura pada bulan Juni.
Industri batu bara Korea Utara dan sektor manufaktur telah menderita ketika Dewan Keamanan PBB meningkatkan sanksi-sanksi tersebut sebagai respons atas uji coba nuklir yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun oleh Pyongyang.
China, mitra dagang terbesarnya, memberlakukan sanksi secara ketat pada paruh kedua tahun 2017 dan merugikan sektor manufaktur Korea Utara.
BOK menggunakan angka-angka yang dikumpulkan oleh pemerintah dan agen mata-mata untuk membuat perkiraan ekonominya. Survei bank termasuk pemantauan jumlah tanaman padi di daerah perbatasan, pengawasan lalu lintas, dan wawancara dengan pembelot.
Korea Utara tidak mempublikasikan data ekonomi. Pendapatan Nasional Bruto per kapita Korea Utara mencapai 1,46 juta won (US$1,283.52 atau sekitar Rp 18.628.046), hanya sekitar 4,4% yang diperoleh Korea Selatan, kata BOK.
Keseluruhan ekspor dari Korea Utara turun 37,2% pada tahun 2017, menandai penurunan terbesar sejak penurunan 38,5% pada tahun 1998, kata BOK pada hari Jumat, mengutip data dari Badan Promosi Investasi-Perdagangan Korea.
(prm) Next Article Korea Utara Melunak, Dolar AS Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular