
Internasional
Kim Jong Un Kirimi Donald Trump Surat, Apa Isinya?
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
13 July 2018 14:22

Washington, CNBC Indonesia - Kim Jong Un berkata kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dia yakin upaya mereka bisa membuka "masa depan baru" antara Korea Utara (Korut) dan AS. Pemimpin Korut itu juga mengekspresikan harapan terkait "tindakan berguna" di masa depan, menurut sebuah surat dari Kim yang dirilis hari Kamis (12/7/2018).
Namun Kim, dalam catatan yang diunggah Trump di Twitter, tidak menyebut upaya apapun dari Korut untuk denuklirisasi. Di sisi lain, tidak ada juga tanda-tanda tindakan konkret dari Pyongyang sejak kedua pemimpin mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Singapura tanggal 12 Juni.
Meski begitu, Trump menyebut surat tertanggal 6 Juli itu sebagai "catatan yang menyenangkan", dan berkata "perkembangan luar biasa sedang dilakukan".
Beberapa jam setelah cuitan Trump, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Heather Nauert berkata Korut menawarkan untuk bertemu seorang delegasi AS pada hari Minggu (15/7/2018) untuk mendiskusikan pemulangan jenazah tentara AS yang gugur dalam Perang Korea 1950-1953. Pemulangan itu adalah janji yang Trump sebut berhasil dia dapatkan dari Kim dalam pertemuan bulan lalu.
Undangan itu disampaikan setelah Korut tidak menghadiri rapat tentang isu tersebut yang dijadwalkan pada hari Kamis (12/7/2018) di Panmunjom, desa perbatasan antar Korea, menurut laporan dari kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap yang dikutip Reuters.
Dalam catatannya, Kim memuji Trump untuk "upaya aktif dan luar biasa yang dilakukan Yang Terhormat Tuan Presiden untuk perbaikan relasi antara kedua negara dan menepati implementasi pernyataan bersama".
Dia merujuk ke pernyataan pertemuan yang ditandatangani kedua negara dalam pertemuan bilateral AS-Korut untuk pertama kalinya, di mana Kim menyetujui berbagai ketentuan untuk "berupaya menuju denuklirisasi" Semenanjung Korea.
Kemudian Trump berkata Korut bukan lagi ancaman nuklir, meski tidak ada rincian yang diumumkan. Kritik pun menunjukkan presiden telah gagal memperoleh komitmen baru dari Pyongyang terkait pembongkaran program misil nuklirnya.
Tanggal yang tertera di surat menunjukkan kemungkinan surat itu dikirim ketika Menteri Luar Negeri Michael Pompeo mengunjungi Pyongyang pekan lalu, di mana AS dan Korut berusaha mendapatkan kemajuan terkait proses denuklirisasi.
Pada hari Sabtu (7/7/2018), Korut menyebut AS lakukan permintaan "seperti gangster" dalam diskusi dengan Korut. Pernyataan itu bertentangan dengan Pompeo yang berkata musuh bebuyutannya itu sudah melakukan perkembangan.
Adam Mount, seorang analis di Federation of American Scientists yang fokus pada strategi nuklir AS dan Korut, mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa Kim "marah ke Pompeo di Pyongyang, tim-timnya menghadapi para negosiator AS di DMZ, tetapi masih menyenangkan Trump dengan catatan tidak jelas".
"Dia menyadari bisa memperlakukan dan mengabaikan AS selama dia menyanjung presidennya," kata Mount.
Catatan Kim yang Trump bahas di Twitternya dengan foto surat dalam bahasa Korea dan terjemahan bahasa Inggris memberi nada positif.
"Saya sangat yakin kemauan keras, upaya tulus, dan pendekatan unik dari diri saya sendiri dan Yang Terhormat Tuan Presiden bertujuan untuk membuka masa depan baru antara Korut dan AS yang tentu akan berhasil baik," tulis Kim.
(prm) Next Article Siap-siap, Trump & Kim Jong Un Akan Bersua Lagi di Februari
Namun Kim, dalam catatan yang diunggah Trump di Twitter, tidak menyebut upaya apapun dari Korut untuk denuklirisasi. Di sisi lain, tidak ada juga tanda-tanda tindakan konkret dari Pyongyang sejak kedua pemimpin mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Singapura tanggal 12 Juni.
Meski begitu, Trump menyebut surat tertanggal 6 Juli itu sebagai "catatan yang menyenangkan", dan berkata "perkembangan luar biasa sedang dilakukan".
Undangan itu disampaikan setelah Korut tidak menghadiri rapat tentang isu tersebut yang dijadwalkan pada hari Kamis (12/7/2018) di Panmunjom, desa perbatasan antar Korea, menurut laporan dari kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap yang dikutip Reuters.
Dalam catatannya, Kim memuji Trump untuk "upaya aktif dan luar biasa yang dilakukan Yang Terhormat Tuan Presiden untuk perbaikan relasi antara kedua negara dan menepati implementasi pernyataan bersama".
Dia merujuk ke pernyataan pertemuan yang ditandatangani kedua negara dalam pertemuan bilateral AS-Korut untuk pertama kalinya, di mana Kim menyetujui berbagai ketentuan untuk "berupaya menuju denuklirisasi" Semenanjung Korea.
Kemudian Trump berkata Korut bukan lagi ancaman nuklir, meski tidak ada rincian yang diumumkan. Kritik pun menunjukkan presiden telah gagal memperoleh komitmen baru dari Pyongyang terkait pembongkaran program misil nuklirnya.
Tanggal yang tertera di surat menunjukkan kemungkinan surat itu dikirim ketika Menteri Luar Negeri Michael Pompeo mengunjungi Pyongyang pekan lalu, di mana AS dan Korut berusaha mendapatkan kemajuan terkait proses denuklirisasi.
Pada hari Sabtu (7/7/2018), Korut menyebut AS lakukan permintaan "seperti gangster" dalam diskusi dengan Korut. Pernyataan itu bertentangan dengan Pompeo yang berkata musuh bebuyutannya itu sudah melakukan perkembangan.
Adam Mount, seorang analis di Federation of American Scientists yang fokus pada strategi nuklir AS dan Korut, mengatakan dalam sebuah cuitan bahwa Kim "marah ke Pompeo di Pyongyang, tim-timnya menghadapi para negosiator AS di DMZ, tetapi masih menyenangkan Trump dengan catatan tidak jelas".
"Dia menyadari bisa memperlakukan dan mengabaikan AS selama dia menyanjung presidennya," kata Mount.
Catatan Kim yang Trump bahas di Twitternya dengan foto surat dalam bahasa Korea dan terjemahan bahasa Inggris memberi nada positif.
"Saya sangat yakin kemauan keras, upaya tulus, dan pendekatan unik dari diri saya sendiri dan Yang Terhormat Tuan Presiden bertujuan untuk membuka masa depan baru antara Korut dan AS yang tentu akan berhasil baik," tulis Kim.
Kim berkata dia mengharapkan proses antara kedua belah pihak akan menghasilkan "tindakan berguna" di masa depan, meski dia tidak menawarkan hal spesifik. Maka dari itu akan ada pertemuan kedua antara dua pemimpin ini.
(prm) Next Article Siap-siap, Trump & Kim Jong Un Akan Bersua Lagi di Februari
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular