Internasional

Semenanjung Korea Mesra, Ini Biaya Bangun Kembali Korut

Roy Franedya, CNBC Indonesia
28 June 2018 15:35
Analis dan ekonom Citi memperkirakan biaya pembangunan kembali infrastruktur transportasi dan energi Korea Utara bisa mencapai US$63,1 miliar.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembangunan kembali ekonomi Korea Utara bisa menghabiskan biaya miliaran dolar Amerika Serikat (AS) dan ini tidak mengherankan bagi para pengamat negara tertutup ini. Tetapi, seberapa besar Korea Selatan bersedia untuk berinvestasi dan mendapat manfaat dari ekonomi negara tetangga ini tidak dapat diramalkan.

Dalam pertemuan bersejarah antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, perhatian telah beralih pada kemungkinan membangun kembali ekonomi negara yang terasing ini.

Tetapi, pembangunan kembali Korea Utara tidak akan mudah, atau murah. Bahkan, analis dan ekonom di Citi memperkirakan biaya pembangunan kembali infrastruktur transportasi dan energi Korea Utara bisa mencapai US$63,1 miliar (Rp 877,09 triliun).

"Jika pertemuan tingkat tinggi baru-baru ini mengarah pada pembukaan ekonomi Korea Utara, kami memperkirakan bahwa itu akan membutuhkan US$63,1 miliar dalam jangka panjang untuk membangun kembali sektor transportasi dan infrastrukturnya - jalur kereta api, jalan, bandara, pelabuhan laut, pembangkit listrik, tambang, kilang minyak, dan pipa gas," ujar analis Citi yang dipimpin Jin-Wook Kim dalam sebuah penelitian Selasa (26/6/2018).


Biaya infrastruktur di Korea Utara akan bervariasi, dengan perkiraan US$24,1 miliar untuk 28 proyek kereta api, sebesar US$22,8 miliar untuk 33 proyek jalan, dan 16 proyek pembangkit listrik yang menelan biaya US$10 miliar. Biaya langsung untuk melaksanakan proyek-proyek pembangunan kembali semacam itu diperkirakan sekitar US$ 11,6 miliar, kata para analis dalam catatan tersebut.

Korea terbelah menjadi dua setelah berakhirnya Perang Dunia II. Perang yang terjadi antara Utara dengan Selatan pada 1950-an mengakar kuat dan menciptakan perbedaan sejak saat itu. Sekarang, Korea Selatan ingin menjalin hubungan damai dengan tetangganya yang suka berperangai.

"Normalisasi hubungan ekonomi antara Korea Utara dan seluruh dunia bisa menjadi mungkin," jelas analis Citi sambil menambahkan normalisasi hubungan ini akan memberikan akses lebih besar ke modal asing untuk investasi infrastruktur.

Tingkatkan kepercayaan geopolitik

Pembangunan kembali Korea Utara kemungkinan akan melibatkan negara-negara tetangga termasuk Korea Selatan. Perusahaan-perusahaan konstruksi dan bahan bangunan dari Korea Selatan akan berpartisipasi dalam jangka pendek.

Dalam jangka menengah, perusahaan dapat menggunakan infrastruktur yang lebih baik untuk mengeksplorasi peluang seperti eksplorasi pertambangan yang menguntungkan.

Analis menambahkan bahwa Korea Selatan kemungkinan akan membantu membiayai pembangunan kembali, memanfaatkan sumber daya publik, termasuk bank milik negara dan dana multilateral, "untuk membiayai investasinya butuh eksternalisasi dan ada risiko yang signifikan," ujar analis Citi seperti dikutip dari CNBC International.

Isolasi dan sanksi ekonomi yang membatasi dan investasi asing telah membuat Korea Utara membutuhkan belanja infrastruktur dalam jumlah besar. Pemerintah Korea Utara memang lebih memilih meningkatkan belanja militer.

Sementara dampak ekonomi dari pembangunan kembali Korea Utara terhadap Korea Selatan kemungkinan kecil. Namun, investasi apa pun akan tingkatkan kepercayaan geopolitik.

"Jika proyek yang lebih cepat (US$ 11,6 miliar) diimplementasikan dalam satu tahun dan perusahaan Korea Selatan mengambil pangsa 60%, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan akan meningkat 0,07%. Namun, hasil yang lebih signifikan akan meningkatkan kepercayaan geopolitik," kata para analis.



(roy/prm) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular