Pria 27 Tahun Ini Raup Rp 13,5 M Lewat Bisnis Legal Ganja

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
28 June 2018 11:04
Namanya Bryan Gerber yang menggunakan ganja di kampusnya.
Foto: REUTERS/Chris Wattie
Jakarta, CNBC Indonesia - Namanya Bryan Gerber yang menggunakan ganja di kampusnya. Tapi ia tak menyalahgunakannya dengan menghisap.

Berawal dari rasa frustrasinya dalam memesan kertas pembungkus, Bryan yang memiliki bisnis pengantaran barang ini akhirnya menggunakan bahan dasar ganja sebagai box pembungkusnya.

Bryan bersama dengan kedua teman di kampusnya menemukan kombinasi produk yang disukainya dengan menjadikan kotak pembungkus yang dalam setahun bisa mendapatkan US$ 1 juta atau Rp 13,5 miliar.

Melalui perusahaanya Hemper, yang berbasis di Hauppage New York, ia memiliki 8.000 pelanggan untuk kotak pembungkus yang unik ini. Di mana ia juga telah mengirimkan 150.000 kotak ke seluruh penjuru.

Pria 27 Tahun Ini Raup Rp 13,5 M Lewat Bisnis Legal GanjaFoto: Ist


Gerber adalah chief executive, co-founder Ravjot Bhasin adalah chief financial officer dan co-founder Henry Kochhar adalah chief operating officer.

Ketiga wirausahawan muda baru-baru ini menerima investasi senilai US$ 1 juta dari investor ventura independen yang berbasis di New York, Evolution Corporate Advisors.

Seperti banyak orang yang memasuki dunia ganja yang ilegal dan berurusan dengan polisi, Bryan juga mengalami pasang surut bisnis yang menurutnya masih legal ini.

"Proses pembayaran telah menjadi duri bagi perusahaan," katanya dilansir dari Forbes yang artikelnya ditulis langsung oleh kontributor Julie Weed. Julie Weed sendiri penulis spesialis dalam 'perganjaan'.

Kembali ke Bryan, perusahaannya telah dijatuhkan oleh banyak bank dan lima prosesor pembayaran selama tiga tahun terakhir. Pasalnya, bisnis Bryan dianggap berisiko tinggi, meskipun mereka tidak menjual ganja dan tidak ada yang ilegal tentang menjual ganja.


Pria 27 Tahun Ini Raup Rp 13,5 M Lewat Bisnis Legal GanjaFoto: Ist


"Kami beroperasi di bawah radar pemrosesan pembayaran untuk beberapa bulan pertama setelah peluncuran, tetapi kami mendapatkan 'bendera merah' ketika kami mulai menjual kotak langganan senilai US$ 10.000 pada bulan Juli 2015 hingga US$ 50.000 pada bulan berikutnya," kata Gerber.

Selain itu, rintangan Bryan terbesar perusahaan adalah mengenai pemasaran. "Kami tidak dapat menggunakan iklan Facebook atau Google karena kedua platform melarang iklan oleh bisnis yang terkait dengan ganja, jadi kami terpaksa menggunakan saluran lain yang harganya 5 hingga 10 kali lebih banyak untuk mencapai target pelanggan kami.," kata Bryan.

Dengan infus investasi baru sebesar US$ 1 juta, perusahaan melakukan diversifikasi penawaran dan meningkatkan jangkauannya. Dan perusahaan sedang mengembangkan produk yang dirancang khusus untuk selebriti.

(dru) Next Article Modal Rp 2,9 Juta Jadi Rp 14 M, Pria Ini Tajir Lewat Celana!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular