
Korea Utara Melunak, Dolar AS Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 March 2018 20:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks dolar Amerika Serikat (AS) mendadak anjlok hingga mencapai 0,46% sampai dengan pukul 19:33 WIB, setelah relatif diperdagangkan flat sepanjang hari. Adalah pernyataan dari Korea Utara yang membuat dolar AS melemah tajam. Sebagai catatan, pelemahan dolar AS ini merupakan sebuah hal yang positif, dikarenakan hal tersebut menandakan bahwa investor terus melirik aset-aset berisiko.
Pemerintah Korea Selatan menuturkan Korea Utara sudah menyatakan niatnya untuk menghentikan program nuklirnya, seperti dikutip dari CNBC International. Negara komunis pimpinan Kim Jong-un tersebut mengatakan bahwa tidak ada alasan kuat untuk tetap melanjutkan program nuklir selama tidak ada ancaman militer terhadap negaranya.
Langkah dari Korea Utara ini lantas menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan dunia, yang seringkali tertekan kala Korea Utara melancarkan aksi-aksi yang berkaitan dengan uji coba senjata nuklir. Kontrak futures dari tiga indeks utama bursa saham AS langsung menguat signifikan merespon berita tersebut: Dow Jones +0,59%, S&P 500 +0,44%, dan Nasdaq +0,6%.
Meredanya kekhawatiran atas potensi perang dagang dalam skala global juga ikut menopang pergerakan kontrak futures bursa saham AS. Presiden AS Donald Trump kemarin memposting sebuah tweet yang isinya menandakan bahwa kebijakan pengenaan bea masuk untuk baja dan aluminium dapat dibatalkan jika tercapai kesepakatan NAFTA yang baru dan adil.
Selain itu, pimpinan kongres AS Paul Ryan yang merupakan sekutu dari Trump diketahui ikut menentang kebijakan sang presiden.
"Kami sangat cemas terhadap konsekuensi perang dagang dan mendesak Gedung Putih untuk tidak melanjutkan rencana ini. Kebijakan reformasi pajak telah mendorong ekonomi negara ini, dan kami tidak ingin ada yang mengacaukan hal positif tersebut," tegas juru bicara Ryan, seperti dikutip dari Reuters.
Cermati pernyataan anggota the Fed
Pada perdagangan hari ini, investor akan mencermati pernyataan dari para anggota the Federal Reserve yang dijadwalkan berbicara pada hari ini, yaitu William Dudley, Lael Brainard, dan Robert Kaplan. Pelaku pasar akan mencari petunjuk terkait langkah the Fed dalam melakukan normalisasi suku bunga acuan.
Segala perkembangan terkait perdagangan internasional juga akan dimonitor oleh pelaku pasar. Trump hari ini dijadwalkan untuk bertemu dengan perdana menteri Swedia guna membicarakan investasi, keamanan global, dan perdagangan.
(prm) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Pemerintah Korea Selatan menuturkan Korea Utara sudah menyatakan niatnya untuk menghentikan program nuklirnya, seperti dikutip dari CNBC International. Negara komunis pimpinan Kim Jong-un tersebut mengatakan bahwa tidak ada alasan kuat untuk tetap melanjutkan program nuklir selama tidak ada ancaman militer terhadap negaranya.
Langkah dari Korea Utara ini lantas menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan dunia, yang seringkali tertekan kala Korea Utara melancarkan aksi-aksi yang berkaitan dengan uji coba senjata nuklir. Kontrak futures dari tiga indeks utama bursa saham AS langsung menguat signifikan merespon berita tersebut: Dow Jones +0,59%, S&P 500 +0,44%, dan Nasdaq +0,6%.
Selain itu, pimpinan kongres AS Paul Ryan yang merupakan sekutu dari Trump diketahui ikut menentang kebijakan sang presiden.
"Kami sangat cemas terhadap konsekuensi perang dagang dan mendesak Gedung Putih untuk tidak melanjutkan rencana ini. Kebijakan reformasi pajak telah mendorong ekonomi negara ini, dan kami tidak ingin ada yang mengacaukan hal positif tersebut," tegas juru bicara Ryan, seperti dikutip dari Reuters.
Cermati pernyataan anggota the Fed
Pada perdagangan hari ini, investor akan mencermati pernyataan dari para anggota the Federal Reserve yang dijadwalkan berbicara pada hari ini, yaitu William Dudley, Lael Brainard, dan Robert Kaplan. Pelaku pasar akan mencari petunjuk terkait langkah the Fed dalam melakukan normalisasi suku bunga acuan.
Segala perkembangan terkait perdagangan internasional juga akan dimonitor oleh pelaku pasar. Trump hari ini dijadwalkan untuk bertemu dengan perdana menteri Swedia guna membicarakan investasi, keamanan global, dan perdagangan.
(prm) Next Article BI: 2019, Rupiah Lebih Stabil!
Most Popular