Rupiah Masih Terpuruk, Dolar AS Kembali Dekati Rp 13.800/US$

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 March 2018 17:08
Rupiah kembali menembus kisaran Rp 13.750/US$ bahkan lagi-lagi mendekati level Rp 13.800/US$ .
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat menguat pagi tadi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Rupiah kembali menembus kisaran Rp 13.750/US$ bahkan lagi-lagi mendekati level Rp 13.800/US$ . 

Pada Selasa (6/3/2018) pukul 16.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot tercatat Rp 13.770/US$. Bergerak melemah 0,22% dibandingkan kala pembukaan pasar. Dibandingkan penutupan kemarin, rupiah juga melemah 0,07%.  

Reuters
Terhadap mata uang kawasan, dolar AS bergerak variatif. Selain dengan rupiah, greenback juga membukukan apresiasi terhadap dolar Hong Kong (+0,01%), peso Filipina (+0,28%), dolar Singapura (+0,09%), dan dolar Taiwan (+0,11%).  

Sementara dolar AS juga melemah terhadap sejumlah mata uang kawasan. Misalnya terhadap yuan China (-0,12%), yen Jepang (-0,21%), dan won Korea Selatan (-0,08%). 

Negara yang mata uanganya menguat terhadap dolar AS sepertinya adalah yang terdampak dengan rencana pengenaan bea masuk terhadap baja dan aluminium oleh pemerintah Negeri Paman Sam. Namun rencana yang getol dikampanyekan Presiden AS Donald Trump ini ada kemungkinan batal setelah banyak mendapat tentangan. 

Dari dalam negeri, kalangan dunia usaha menyuarakan kritik keras karena kebijakan ini akan menyebabkan harga bahan baku naik dan membebani keuangan perusahaan. Politikus pun ikut menentang, termasuk dari Partai Republik yang mengusung Trump. 

Oleh karena itu, pasar melihat ada harapan rencana ini dibatalkan. Dengan begitu, ekspor baja dan aluminium dari Asia ke Negeri Adidaya akan tetap lancar dan pasokan devisa ke setiap negara tetap terjamin sehingga menjadi fondasi apresiasi nilai tukar. 

China dan Jepang merupakan eksportir utama baja dunia. Pada 2016, China menduduki peringkat pertama dan Jepang tepat di bawahnya. Korea Selatan pun bukan pemain sembarangan dengan menempati urutan keempat. 

worldsteel.org
Di sisi lain, AS merupakan importir utama baja dunia dengan menduduki peringkat kedua. Hanya kalah dari Uni Eropa yang keroyokan. 

worldsteel.org
Riset ANZ menyebutkan, yuan akan diuntungkan dengan perkembangan ini. Bila rencana pengenaan bea masuk baja dan aluminium di AS benar-benar batal, maka yuan akan menguat terhadap greenback dan bisa meredakan ketegangan antara Beijing dengan Washington. 

Situasi ini menyebabkan negara-negara yang kurang terdampak seperti Indonesia, Hong Kong, Singapura, dan Filipina tidak menikmati apresiasi nilai tukar. Minimnya sentimen penggerak pasar di negara-negara tersebut membuat kurs cenderung melemah tipis.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/dru) Next Article Daftar 10 Mata Uang Terendah di Dunia, Salah Satunya Rupiah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular