
Ulasan Teknikal
IHSG Berpeluang Lanjutkan Pelemahannya Hari Ini
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 July 2018 07:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengalami reli kenaikan selama lima hari berturut-turut, akhirnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah kemarin, Senin (16/7/2018). Pada hari ini, IHSG diperkirakan kembali mengalami koreksi.
Pada perdagangan kemarin, IHSG membentuk pola penjepit atas (tweezer top) yang merupakan sinyal pembalikan arah (reversal) dari tren naik (bullish) menjadi turun (bearish) meski bersifat sedang.
Berdasarkan indikator teknikal moving average (MA), IHSG kembali dalam tekanan jangka pendek. Meski masih berada di atas garis rerata 10 dan 20 harinya (MA 10 dan MA 20), IHSG kembali menembus garis rerata pergerakan lima hari (MA-5) setelah ditutup di zona merah.
Indikator stochastic slow menyatakan bahwa IHSG masih berada pada area jenuh beli (overbought) sehingga tidak menutup kemungkinan IHSG akan kembali dikuasai para pelaku pasar yang memiliki energi jual cukup besar.
Dibuka melemah 0,04% ke 5.941 pada perdagangan sesi I kemarin, IHSG awet bercokol di teritori negatif hingga ditutup melemah pada sesi I di level 5.886 (-0,97%), turun 57 poin, dipicu koreksi sektor konsumsi dan sektor keuangan.
Memasuki sesi II, IHSG terus tertekan hingga mencapai level terendahnya pada 5.847 (-1,63%) pada pukul 15:22. Namun kembali menguat karena harga saham dirasa sudah lebih murah.
Selama sesi dua, investor asing turut melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 62 miliar setelah mencatatkan penjualan bersih (net sell) pada sesi 1 sebesar Rp 90 miliar. Akhirnya IHSG ditutup pada zona merah di level 5.905 atau turun 38 poin (-0,65%).
Nilai perdagangannya menurun signifikan hanya sebesar Rp 5,5 triliun, jauh dibandingkan nilai perdagangan sehari sebelumnya Rp 7,3 triliun.
Kali ini saham-saham sektor konsumer dan infrastruktur yang jadi penyumbang pelemahan paling tinggi dengan total pelemahan masing-masing sebesar 14 poin dan 9 poin.
Rilis neraca perdagangan Juni yang surplus US$1,74 miliar atau lebih tinggi dari konsensus pasar tidak mampu membawa IHSG ke zona hijau.
Dari eksternal, bursa utama AS bergerak bercampur (mixed) di antaranya Indeks Dow Jones (+0,18%), S&P 500 (-0,1%) dan Nasdaq (-0,26%). Bursa utama Eropa juga cenderung bergerak variatif seperti DAX (+0,16%), FTSE (-0,8%) dan CAC (-0,36%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article Usai Menghijau, IHSG Cenderung Variatif di Rentang Sempit
Pada perdagangan kemarin, IHSG membentuk pola penjepit atas (tweezer top) yang merupakan sinyal pembalikan arah (reversal) dari tren naik (bullish) menjadi turun (bearish) meski bersifat sedang.
Berdasarkan indikator teknikal moving average (MA), IHSG kembali dalam tekanan jangka pendek. Meski masih berada di atas garis rerata 10 dan 20 harinya (MA 10 dan MA 20), IHSG kembali menembus garis rerata pergerakan lima hari (MA-5) setelah ditutup di zona merah.
![]() |
Memasuki sesi II, IHSG terus tertekan hingga mencapai level terendahnya pada 5.847 (-1,63%) pada pukul 15:22. Namun kembali menguat karena harga saham dirasa sudah lebih murah.
Selama sesi dua, investor asing turut melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 62 miliar setelah mencatatkan penjualan bersih (net sell) pada sesi 1 sebesar Rp 90 miliar. Akhirnya IHSG ditutup pada zona merah di level 5.905 atau turun 38 poin (-0,65%).
Nilai perdagangannya menurun signifikan hanya sebesar Rp 5,5 triliun, jauh dibandingkan nilai perdagangan sehari sebelumnya Rp 7,3 triliun.
Kali ini saham-saham sektor konsumer dan infrastruktur yang jadi penyumbang pelemahan paling tinggi dengan total pelemahan masing-masing sebesar 14 poin dan 9 poin.
Rilis neraca perdagangan Juni yang surplus US$1,74 miliar atau lebih tinggi dari konsensus pasar tidak mampu membawa IHSG ke zona hijau.
Baca:Rupiah Adalah Kunci |
Dari eksternal, bursa utama AS bergerak bercampur (mixed) di antaranya Indeks Dow Jones (+0,18%), S&P 500 (-0,1%) dan Nasdaq (-0,26%). Bursa utama Eropa juga cenderung bergerak variatif seperti DAX (+0,16%), FTSE (-0,8%) dan CAC (-0,36%).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article Usai Menghijau, IHSG Cenderung Variatif di Rentang Sempit
Most Popular