
Analisis Teknikal
Saham ADRO Mencoba Bangkit Sepekan Ini
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 July 2018 08:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sepanjang tahun ini menjadi saham batu bara paling tertinggal kenaikan harganya, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) berpeluang menguat sepekan ini mengikuti kenaikan harga batu bara.
Sektor pertambangan kemarin tampil menjadi penyelamat dengan menguat 1,53%, menjadi kontributor terbesar kedua bagi penguatan IHSG sebesar enam poin yang turut mendongkrak IHSG ke level 5.893 (+0,19%) atau menguat 11 poin.
Saham-saham emiten pertambangan batu bara yang diborong oleh investor di antaranya: PT Bayan Resources Tbk (BYAN) (+3,85%), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) (+2,01%), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) (+2,73%), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (+1,2%).
Pada perdagangan Rabu (10/7/2018) PT Adaro Energy Tbk ditutup menguat pada level Rp 1.900 per unit saham (+1,88%) dengan nilai transaksi Rp 108 miliar, adapun investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 10 miliar rupiah.
Secara tahun berjalan (year to date/YtD) ADRO plus 1,06% atau jauh tertinggal dibandingkan kinerja sektor pertambangan yang mengalami kenaikan 23,84%. Tim riset CNBC Indonesia merangkum pergerakan Adaro dari kacamata teknikal sebagai berikut.
Secara jangka panjang ADRO cenderung turun (down trend), tetapi secara jangka menengah ADRO bergerak menyamping (sideways) dengan area penghalang (resistance) pada level Rp 2.000 per unit dan area penopang (support) pada level Rp 1.700.
Kenaikan ADRO pada Rabu kemarin membentuk pola lilin putih panjang (long white candle) yang merupakan indikasi pola lanjutan (continuation) tren kenaikan harga saham.
Mengacu pada beberapa indikator teknikal, ADRO cenderung menguat pekan ini, setelah menembus rerata pergerakan (moving average/MA) harga pada 5,10,20 hari (MA-5, MA-10, MA-20).
Karena rerata pergerakan harga 50 harinya (MA-50) juga sudah tertembus, dalam beberapa pekan ke depan ADRO diperkirakan masih memiliki kekuatan untuk naik.
Berdasarkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) ADRO sudah memberikan sinyal persilangan emas (golden cross) atau cenderung menguat.
Harga batu bara kontrak berjangka di ICE Newcastle menguat 1,16% ke US$117,45/ton pada Senin (04/07/2018). Harga si batu hitam kembali mencetak rekor tertinggi dalam 6,5 tahun, atau sejak Februari 2012.
Harga batu bara sejatinya masih berada dalam tren penguatan sejak Mei 2018, disokong oleh penguatan permintaan batu bara China akibat musim semi yang lebih panas dari biasanya.
Pembangkit listrik bertenaga batu bara mau tidak mau harus menggenjot produksi listriknya seiring naiknya tingkat penggunaan pendingin ruangan di kota-kota besar di China.
Jika musim semi saja sudah seperti itu, musim panas yang akan datang pada Juli-Agustus berpeluang memberikan temperatur amat panas di Negeri Tirai Bambu.
Permintaan batu bara, khususnya untuk listrik, diperkirakan mencapai puncaknya. Hal ini kemudian menjadi bahan bakar bagi meroketnya harga batu bara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article Saham Anjlok, Ini Jawaban dari Adaro
Sektor pertambangan kemarin tampil menjadi penyelamat dengan menguat 1,53%, menjadi kontributor terbesar kedua bagi penguatan IHSG sebesar enam poin yang turut mendongkrak IHSG ke level 5.893 (+0,19%) atau menguat 11 poin.
Saham-saham emiten pertambangan batu bara yang diborong oleh investor di antaranya: PT Bayan Resources Tbk (BYAN) (+3,85%), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) (+2,01%), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) (+2,73%), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (+1,2%).
Secara tahun berjalan (year to date/YtD) ADRO plus 1,06% atau jauh tertinggal dibandingkan kinerja sektor pertambangan yang mengalami kenaikan 23,84%. Tim riset CNBC Indonesia merangkum pergerakan Adaro dari kacamata teknikal sebagai berikut.
![]() |
Kenaikan ADRO pada Rabu kemarin membentuk pola lilin putih panjang (long white candle) yang merupakan indikasi pola lanjutan (continuation) tren kenaikan harga saham.
Mengacu pada beberapa indikator teknikal, ADRO cenderung menguat pekan ini, setelah menembus rerata pergerakan (moving average/MA) harga pada 5,10,20 hari (MA-5, MA-10, MA-20).
Karena rerata pergerakan harga 50 harinya (MA-50) juga sudah tertembus, dalam beberapa pekan ke depan ADRO diperkirakan masih memiliki kekuatan untuk naik.
Berdasarkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) ADRO sudah memberikan sinyal persilangan emas (golden cross) atau cenderung menguat.
Harga batu bara kontrak berjangka di ICE Newcastle menguat 1,16% ke US$117,45/ton pada Senin (04/07/2018). Harga si batu hitam kembali mencetak rekor tertinggi dalam 6,5 tahun, atau sejak Februari 2012.
Harga batu bara sejatinya masih berada dalam tren penguatan sejak Mei 2018, disokong oleh penguatan permintaan batu bara China akibat musim semi yang lebih panas dari biasanya.
Pembangkit listrik bertenaga batu bara mau tidak mau harus menggenjot produksi listriknya seiring naiknya tingkat penggunaan pendingin ruangan di kota-kota besar di China.
Jika musim semi saja sudah seperti itu, musim panas yang akan datang pada Juli-Agustus berpeluang memberikan temperatur amat panas di Negeri Tirai Bambu.
Permintaan batu bara, khususnya untuk listrik, diperkirakan mencapai puncaknya. Hal ini kemudian menjadi bahan bakar bagi meroketnya harga batu bara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/prm) Next Article Saham Anjlok, Ini Jawaban dari Adaro
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular