Ssst...Adaro Akan Lakukan Limited Review LapKeu, Ada Apa?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
05 July 2019 17:43
PT Adaro Energy TBK (ADRO) menyampaikan akan melakukan penelaahan terbatas.
Foto: RUPS Adaro (CNBC Indonesia/Syahrizal Sidiq)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten batu bara dengan aset terbesar di Bursa Efek Indonesia, PT Adaro Energy TBK (ADRO) menyampaikan akan melakukan penelaahan terbatas (limited review) terhadap laporan keuangan konsolidasi interim 2019 untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2019.

Namun manajemen perusahaan tidak menuturkan kapan sekiranya laporan keuangan kuartal II-2019 akan dirilis dan juga tidak menerangkan alasan dilakukannya penelaahan terbatas tersebut.

"Kami informasikan bahwa Adaro Energy bermaksud melakukan limited review terhadap lapkeu konsolidasian perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2019," kata Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan Adaro, dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat (5/7/2019).

Pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (5/7/2019), harga saham perusahaan mencatatkan koreksi 0,35% menjadi Rp 1.415/saham. Koreksi yang dialami hari ini tampaknya dipengaruhi sentimen Harga Acuan Batu Bara (HBA) Juli yang ditetapkan US$ 71,92/ton, turun 11,7% dibandingkan bulan lalu yang sebesar US$ 81,48/ton.


Sementara itu, saham perusahaan juga cukup aktif ditransaksikan dengan volume perdagangan menyentuh level 70,63 juta saham dengan nilai transaksi perdagangan Rp 101,84 miliar.
 
Sebagai informasi tambahan, ADRO belum lama ini ditimpa isu tidak sedap terkait laporan indikasi penghindaran pajak berdasarkan temuan lembaga Global Witness.

Dalam laporan tersebut, Global Witness menyebutkan anak perusahaan ADRO di Singapura, Coaltrade Services International, mengatur sedemikian rupa sehingga bisa membayar pajak US$ 125 juta lebih rendah daripada yang seharusnya dibayarkan.

"Dengan memindahkan sejumlah besar uang melalui suaka pajak, Adaro berhasil mengurangi tagihan pajaknya di Indonesia yang berarti mengurangi pemasukan bagi pemerintah Indonesia sebesar hampir US$ 14 juta setiap tahunnya yang sekiranya bisa digunakan untuk kepentingan umum," kata Stuart McWilliam, Manajer Kampanye Perubahan Iklim untuk Global Witness dalam siaran persnya, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (4/7/2019).

Coaltrade Services International Pte. Ltd. merupakan salah satu perusahaan milik grup Adaro yang berbasis di Singapura untuk memasarkan batu bara di pasar internasional.

Merespon berita negatif tersebut, Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menyampaikan bahwa ADRO transparan dalam melaporkan pembayaran pajak dan royalti perusahaan.

"Informasi yang berkaitan dengan transaksi afiliasi dengan Coaltrade Services International Pte. Ltd. serta pembayaran pajak dan royalti sudah diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan dan situs resmi perusahaan dan regulator," kata Febriati dalam siaran persnya, Kamis (4/7/2019).

Per Maret 2019, total aset perseroan sebesar US$ 7,02 miliar, lebih tinggi 4% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Aset lancar turun 17% menjadi US $1,47 miliar, terutama diakibatkan oleh penurunan 28% pada saldo kas karena pembayaran porsi ekuitas Adaro Energy atas Kestrel (tambang Kestrel) pada tahun 2018.

Aset non lancar naik 11% menjadi US$ 5,55 miliar karena kenaikan investasi pada perusahaan patungan, sebagaimana diungkapkan pernyataan resmi Adaro.
 
Simak prospek emiten batu bara.

[Gambas:Video CNBC]

(dwa/dwa) Next Article Harga Batu Bara Minus 7% Ytd, Begini Nasib Saham Adaro Energy

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular