Abaikan Cekcok G7, The Fed Akan Tetap Naikkan Suku Bunga

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
12 June 2018 06:50
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunganya 25 basis poin hari Rabu pekan ini.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve/The Fed, diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga lagi pada hari Rabu (13/6/2018) dan mengabaikan perselisihan antara AS dan sekutunya di Barat tentang tarif perdagangan, kata seorang ekonom kepada CNBC International, Senin (11/6/2018).

Para pelaku pasar memantau retorika perdagangan antara AS dan enam negara dengan perekonomian terbesar di dunia lainnya setelah perbedaan pendapat terjadi di pertemuan Group of Seven (G7) akhir pekan ini.

Presiden AS Donald Trump menarik dukungannya atas pernyataan gabungan selepas pertemuan. Hal itu dipicu oleh komentar Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang berkata meski dia tidak ingin "menghukum pekerja Amerika", dia akan menerapkan tarif balasan ke AS.

Alhasil, Trump pun menyebut Trudeau "tidak jujur dan lemah". Dia juga memperingatkan pemimpin G7 lainnya bahwa pembalasan tarif impor baja dan aluminium AS, yang pertama kali diumumkan di bulan Maret, adalah sebuah kesalahan.

Meskipun begitu, ketegangan dagang kemungkinan akan diabaikan oleh The Fed karena data perekonomian AS yang positif, kata Kepala Ekonom AS di High Frequency Economics Jim O'Sullivan. Dia mengatakan rapat The Fed "hampir pasti menghasilkan kenaikan suku bunga lagi, disertai dengan pesan bahwa pengetatan kemungkinan berlanjut".

Saat berbicara di acara Squawk Box Europe di saluran televisi CNBC, O'Sullivan mengatakan para pemimpin G7 "bermain api dengan semua diskusi proteksionis ini. Harapannya adalah, pada akhirnya, perang dagang yang serius dihindari, juga tidak akan ada tarif untuk produk yang jumlahnya sedikit jika dibandingkan dengan besaran keseluruhan perekonomian".

Di awal bulan ini, data menunjukkan bahwa perekonomian AS menambah 223.000 lapangan pekerjaan di bulan Mei, melampaui estimasi para ekonom di angka 188.000. Pekan lalu, klaim awal tentang tunjangan negara untuk pengangguran juga berkurang 1.000 menjadi 222.000 yang disesuaikan secara musiman. Padahal, para ekonom memperkirakan peningkatan.

Data positif itu mengonfirmasi estimasi bahwa Fed akan melakukan kenaikan suku bunga lagi di hari Rabu pekan ini.

"The Fed diprediksi menaikkan suku bunga 25 basis poin. Itu sangat diprediksi," kata Tai Hui, Kepala Strategis Pemasaran di JPMorgan Asset Management kepada CNBC via surel hari Senin.


"Yang lebih penting, proyeksi terbaru tentang pertumbuhan, inflasi, tingkat pengangguran dan suku bunga akan sangat disimak," katanya.

Meskipun begitu, para pakar memperingatkan potensi perang dagang menciptakan risiko untuk pertumbuhan dan pasar global.

"Sumber risiko negatif terbesar di sini [...] adalah sebuah perang dagang yang merugikan... Perkembangannya sangat mengganggu," kata O'Sullivan kepada CNBC.

"Tanpa semua keributan tentang perang dagang ini, pasar ekuitas AS akan lebih tinggi dari sekarang. Dan mungkin angka perekonomian akan lebih kuat daripada yang ada. Namun, hasil bersihnya adalah data data perekonomian AS terus menguat, lebih dari sekadar kuat untuk menurunkan jumlah pekerja," tambahnya.

Berkomentar tentang pertemuan G7, Hui mengatakan "kepercayaan bisnis dan, kemudian, belanja modal berisiko jika tensi [dagang] seperti ini berlanjut sampai musim panas. Ini bisa membayangi pertumbuhan global, yang sudah membaik selama beberapa pekan belakangan setelah memulai tahun ini dengan lesu."
(prm) Next Article Mulai Pertemuan Rutin, The Fed Diperkirakan Tahan Bunga Acuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular