Internasional

Mulai Pertemuan Rutin, The Fed Diperkirakan Tahan Bunga Acuan

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
01 August 2018 07:49
The Fed memulai rapat kebijakan moneternya hari Selasa di tengah menguatnya pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam dan kenaikan inflasi yang stabil.
Foto: REUTERS/Aaron P. Bernstein
Washington, CNBC Indonesia - Dengan satu lagi laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang mesti dicerna pada hari Selasa (31/7/2018), bank sentral Federal Reserve/ The Fed diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya lagi untuk periode enam pekan ke depan.

The Fed memulai rapat kebijakan moneter dua harinya hari Selasa di tengah menguatnya pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam dan kenaikan inflasi yang stabil. Para pembuat kebijakan diperkirakan akan melanjutkan menaikkan suku bunga bertahapnya untuk menjaga perekonomian tetap stabil.

Bank sentral lebih memilih indeks harga konsumen yang stabil di posisi tertinggi dalam enam tahun belakangan di bulan Juni. Angka tersebut juga berada sedikit di atas target inflasi The Fed meskipun harga-harga barang dan energi turun di bulan itu.

Data tersebut akan memberi bank sentral kenyamanan dalam melanjutkan rencananya menarik stimulus ekonomi tahun ini. The Fed ingin tetap dapat menghindarkan perekonomian dari overheating di tengah kembali naiknya inflasi yang selama ini ditunggu-tunggu, turun drastisnya pengangguran, serta kuatnya pertumbuhan ekonomi, AFP melaporkan.

Namun, langkah tersebut mengundang kritik dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan kenaikan suku bunga akan merusak agenda pertumbuhan ekonominya.


Para pengamat memperkirakan kritik terbuka itu akan membuat bank sentral menaikkan suku bunganya lebih agresif untuk membuktikan kepada pasar bahwa dirinya tetap independen dari tekanan politik. Namun, untuk saat ini kenaikan itu sepertinya baru akan terjadi di bulan September dan Desember.

Indeks harga pengeluaran konsumsi personal AS ada di 2,2% pada Juni dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut laporan Departemen Perdagangan AS hari Selasa. Angka itu sedikit di atas target The Fed sebesar 2%.

Namun, inflasi inti masih stabil di 1,9% untuk tiga bulan berturut-turut.

The Fed sebelumnya telah menyatakan nyaman dengan angka inflasi yang sedikit di atas atau di bawah targetnya.

Selain itu, Departemen Perdagangan melaporkan pekan lalu bahwa pertumbuhan ekonomi berada di 4,1% pada kuartal kedua, level tertingginya dalam hampir empat tahun belakangan. Namun, beberapa kenaikannya diperkirakan hanya bersifat sementara sehingga tidak cukup kuat untuk memaksa The Fed menaikkan suku bunganya kali ini.
(prm) Next Article Siap-siap, Ada 2 Kenaikan Suku Bunga The Fed di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular