Internasional

Siap-siap, Ada 2 Kenaikan Suku Bunga The Fed di 2019

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
20 December 2018 07:50
The Fed memperkirakan masih akan ada dua kenaikan lagi tahun depan, lebih sedikit dari tiga kali yang diproyeksikan sebelumnya.
Foto: Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell (REUTERS/Al Drago)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akhirnya benar-benar menaikkan kisaran target suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,25%-2,5%, Rabu (19/12/2018).

Namun, langkah pengetatan moneter The Fed tidak akan berhenti di situ. Bank sentral memperkirakan masih akan ada dua kenaikan lagi tahun depan, lebih sedikit dari tiga kali yang diproyeksikan sebelumnya.


Ini terlihat dari proyeksi suku bunga jangka panjang Federal Open Market Committee (FOMC) yang turun dari 3% di September menjadi 2,8% dalam pertemuan bulan ini, CNBC International melaporkan.

Estimasi tingkat suku bunga di 2019 juga turun dari 3,1% menjadi 2,9% sementara perkiraan di 2020 dan 2021 diturunkan menjadi 3,1% dari 3,4%.

Hal ini tampaknya tidak sesuai dengan perkiraan pasar. Kontrak berjangka (futures) suku bunga menunjukkan para pelaku pasar saat ini memperkirakan The Fed sama sekali tidak akan menaikkan bunga acuannya tahun depan, dikutip dari Reuters.

Dengan The Fed yang memberi sinyal akan terus menaikkan suku bunga secara bertahap dan tidak akan menghentikan upaya normalisasi neracanya, para pelaku pasar berpendapat para pembuat kebijakan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

"Mungkin mereka telah melakukan kesalahan kebijakan," kata Fritz Folts, chief investment strategis di 3Edge Asset Management. "Kita akan berada di posisi di mana mereka telah menaikkan suku bunga terlalu banyak."


Sejak krisis keuangan global satu dekade lalu, The Fed memang rajin membeli surat-surat berharga untuk memberikan stimulus kepada perekonomian (quantitative easing). Sekarang ekonomi AS sudah jauh lebih baik, sehingga The Fed ingin merampingkan neracanya yang begitu gemuk akibat banyaknya koleksi surat berharga, dikutip dari Newsletter Tim Riset CNBC Indonesia.

Investor menilai kala The Fed melepas kepemilikan surat-surat berharga, maka efeknya akan hampir sama dengan menaikkan suku bunga acuan yaitu menyedot likuiditas. Artinya, ke depan likuiditas akan masih cenderung ketat sehingga sepertinya perlambatan ekonomi akan sulit dihindari.
(prm) Next Article The Fed Berkorban 'Cetak Uang' Ratusan Triliun Demi Ekonomi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular