
Internasional
Inflasi Inti Jepang Melambat pada April 2018
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 May 2018 12:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Daya beli masyarakat Jepang masih belum pulih. Data pemerintah menunjukkan pada April 2018, inflasi inti Jepang naik 0,7% dari periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan ini kurang menggembirakan karena pemerintah Jepang menargetkan inflasi 2% tahun ini.
Inflasi inti yang termasuk produk minyak tetapi tidak termasuk biaya makanan segar yang volatil, turun sedikit dari rata-rata perkiraan pasar dengan kenaikan 0,8%. Angka ini mengikuti kenaikan 0,9% pada bulan Maret.
Meski kenaikan biaya minyak baru-baru ini dapat mendukung pertumbuhan harga, namun banyak analis memperkirakan target infilasi yang ditetapkan Bank of Japan (BOJ) tak tercapai di tahun-tahun mendatang karena perusahaan-perusahaan tetap waspada dalam menaikkan harga karena khawatir akan membuat konsumennya lari.
Inflasi yang menurun dan tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang mungkin telah mencapai puncaknya dapat mematahkan semangat para pembuat kebijakan BOJ untuk mengakhiri kebijakan moneter ultra-longgar, kata para analis, dilansir dari CNBC International.
Ekonomi Jepang pada awal tahun ini mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan, menunjukkan pertumbuhan telah mencapai puncaknya setelah mencapai pertumbuhan terbaik dalam beberapa dekade.
Meski banyak analis memperkirakan pertumbuhan akan rebound di kuartal saat ini, namun indikasi ekonomi melampaui angka tertinggi akan menjadi pertanda buruk bagi upaya para pembuat kebijakan dimana sekarang terjadi deflasi Jepang.
BOJ bulan lalu mengeluarkan kerangka waktu untuk mencapai target harga dan Gubernur Haruhiko Kuroda mengakui bahwa mendorong ekspektasi inflasi tidaklah dapat dilakukan dengan cepat.
(roy) Next Article Inflasi Jepang Stagnan di Bulan Januari
Pertumbuhan ini kurang menggembirakan karena pemerintah Jepang menargetkan inflasi 2% tahun ini.
Meski kenaikan biaya minyak baru-baru ini dapat mendukung pertumbuhan harga, namun banyak analis memperkirakan target infilasi yang ditetapkan Bank of Japan (BOJ) tak tercapai di tahun-tahun mendatang karena perusahaan-perusahaan tetap waspada dalam menaikkan harga karena khawatir akan membuat konsumennya lari.
Inflasi yang menurun dan tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang mungkin telah mencapai puncaknya dapat mematahkan semangat para pembuat kebijakan BOJ untuk mengakhiri kebijakan moneter ultra-longgar, kata para analis, dilansir dari CNBC International.
Ekonomi Jepang pada awal tahun ini mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan, menunjukkan pertumbuhan telah mencapai puncaknya setelah mencapai pertumbuhan terbaik dalam beberapa dekade.
Meski banyak analis memperkirakan pertumbuhan akan rebound di kuartal saat ini, namun indikasi ekonomi melampaui angka tertinggi akan menjadi pertanda buruk bagi upaya para pembuat kebijakan dimana sekarang terjadi deflasi Jepang.
BOJ bulan lalu mengeluarkan kerangka waktu untuk mencapai target harga dan Gubernur Haruhiko Kuroda mengakui bahwa mendorong ekspektasi inflasi tidaklah dapat dilakukan dengan cepat.
(roy) Next Article Inflasi Jepang Stagnan di Bulan Januari
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular