Inflasi Jepang Bulan Juni Lagi-lagi Meleset dari Target
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
20 July 2018 17:28
Tokyo, CNBC Indonesia - Inflasi Jepang naik tipis di bulan Juni, menurut data pemerintah yang diumumkan hari Jumat (20/7/2018). Hasil ini menunjukkan bank sentral Bank of Japan (BoJ) belum memenangi perang melawan deflasi berkepanjangan.
Harga-harga konsumen di negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu naik 0,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) di bulan Juni, atau meningkat 0,1% dari bulan sebelumnya.
Kenaikan itu sesuai dengan ekspektasi pasar, tetapi inflasi masih jauh dari target sebesar 2% yang sudah lama ditetapkan bank sentral.
Jika mengesampingkan harga makanan segar dan energi, kenaikan harga bahkan kurang dari 0,2% yoy di bulan Juni, kata Kementerian Dalam Negeri yang dikutip AFP.
Jepang sudah memerangi deflasi selama bertahun-tahun, tetapi kebijakan moneter bank sentral yang sangat longgar nampaknya memberi dampak terbatas.
BoJ telah mengisyaratkan pihaknya tidak berencana untuk mencabut kebijakan moneter yang longgar, meski tindakan pengetatan terjadi di negara dengan perekonomian besar lainnya, AFP melaporkan.
Deflasi buruk bagi perekonomian sebagian karena prediksi penurunan harga menurunkan konsumsi dan mengurangi pertumbuhan.
Data terbaru itu muncul setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan Jepang pekan ini.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Jepang diperkirakan melambat menjadi 1% tahun ini, kurang dari proyeksi sebelumnya, "menyusul kontraksi di kuartal pertama akibat lemahnya konsumsi swasta dan investasi," kata IMF dalam Proyeksi Perekonomian Dunia terbaru.
Perekonomian Jepang diproyeksikan tumbuh 0,9% tahun depan, kata lembaga tersebut.
(prm) Next Article Inflasi Inti Jepang Melambat pada April 2018
Harga-harga konsumen di negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu naik 0,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) di bulan Juni, atau meningkat 0,1% dari bulan sebelumnya.
Kenaikan itu sesuai dengan ekspektasi pasar, tetapi inflasi masih jauh dari target sebesar 2% yang sudah lama ditetapkan bank sentral.
Jepang sudah memerangi deflasi selama bertahun-tahun, tetapi kebijakan moneter bank sentral yang sangat longgar nampaknya memberi dampak terbatas.
BoJ telah mengisyaratkan pihaknya tidak berencana untuk mencabut kebijakan moneter yang longgar, meski tindakan pengetatan terjadi di negara dengan perekonomian besar lainnya, AFP melaporkan.
Deflasi buruk bagi perekonomian sebagian karena prediksi penurunan harga menurunkan konsumsi dan mengurangi pertumbuhan.
Data terbaru itu muncul setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan Jepang pekan ini.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Jepang diperkirakan melambat menjadi 1% tahun ini, kurang dari proyeksi sebelumnya, "menyusul kontraksi di kuartal pertama akibat lemahnya konsumsi swasta dan investasi," kata IMF dalam Proyeksi Perekonomian Dunia terbaru.
Perekonomian Jepang diproyeksikan tumbuh 0,9% tahun depan, kata lembaga tersebut.
(prm) Next Article Inflasi Inti Jepang Melambat pada April 2018
Most Popular