Koreksi Rupiah terhadap Yen Capai Hari Keempat

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
20 July 2018 14:59
Rupiah melemah terhadap yen Jepang pada siang ini, hingga memperpanjang koreksi rupiah menjadi 4 hari berturut-turut sejak awal pekan.
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali bergerak melemah terhadap yen Jepang pada perdagangan siang ini. Kondisi ini menjadikan rupiah telah terdepresiasi empat hari berturut-turut sejak awal pekan. 

Pada Jumat (20/7/2018) pukul 13:50 WIB, JPY1 dibanderol Rp 129,22. Rupiah melemah 0,44% dibandingkan perdagangan kemarin. Kondisi ini menyebabkan rupiah telah terdepresiasi hingga 7,29% dari awal tahun. 

Koreksi Rupiah terhadap Yen Capai Hari KeempatSumber: Reuters
Pelemahan ini berdampak kepada kenaikan harga jual yen menembus Rp 132/JPY. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 13:30 WIB:

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 125,95Rp 130,71
Bank BNIRp 126,03Rp 132,63
Bank BRIRp 128,48Rp 130,12
Bank BCARp 125,73Rp 132,25

Penguatan yen hari ini didorong oleh tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China yang kembali memanas. Seperti diketahui, awal bulan ini AS dan China saling mengenakan tarif terhadap produk impor satu sama lain senilai masing-masing US$ 34 miliar (Rp 492,4 triliun).


Tidak cukup sampai situ, kini AS mengkaji kemungkinan penambahan bea masuk sebesar 10% terhadap produk-produk impor asal China sebesar US$200 miliar. Sebenarnya, proses negosiasi kedua negara masih terus berjalan, tap ikhtiar ini belum menemukan titik terang.


Terbaru, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyatakan Presiden China Xi Jinping telah menghambat kemajuan negosiasi perdagangan AS-China. Padahal, bawahan Xi, termasuk penasihat ekonomi senior Liu He, sudah sepakat dengan AS.
 

Xi diklaim menolak untuk melakukan perubahan terhadap kebijakan transfer teknologi China, dan kebijakan perdagangan lainnya. "Sejauh yang kami ketahui, Presiden Xi saat ini tidak ingin melakukan kesepakatan," kata Kudlow di sela konferensi Delivering Alpha, dikutip Reuters. 

Pihak China pun tidak tinggal diam. Beijing langsung mengklaim bahwa tuduhan AS adalah "mengejutkan dan bohong". "Inkonsistensi dan pelanggaran janji AS sudah diketahui secara global," tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying, dilansir dari Reuters. 

China telah melakukan upaya maksimal untuk menghindari memanasnya tensi perdagangan, tegas Hua. Ia menekankan bahwa China tidak menginginkan perang dagang tetapi tidak takut jika itu terjadi. 

Saling tuduh antara dua raksasa ekonomi terbesar di dunia itu mengindikasikan bahwa perang dagang masih jauh dari kata usai. Akibatnya investor kembali bermain aman dengan memburu aset safe haven di antaranya yen, hingga nilai tukarnya menguat termasuk terhadap rupiah.
 

Di sisi lain, rupiah sedang minim sentimen. Kemarin Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan di 5,25%. Kondisi ini direspon negatif oleh pasar sehingga rupiah pun semakin melemah. Belum lagi faktor global seperti ekspektasi kenaikan suku bunga acuan di AS hingga 2 kali lagi tahun ini.

Kondisi tersebut mendorong aliran modal asing keluar dari Indonesia. Hingga pukul 13:39 WIB, aksi jual bersih di bursa saham telah mencapai Rp 67,93 miliar.
 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular