
Internasional
Penguatan Yen Jadi Ancaman Tercapainya Target Inflasi Jepang
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
21 March 2018 13:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Jepang, Bank of Japan menargetkan inflasi 2% pada tahun fiskal 2019. Namun, target ini bisa tak tercapai bila yen terus menguat. Ini merupakan pernyataan ekonom Credit Suisse wilayah Jepang Hiro Shirakawa.
Dalam acara Konfrensi Investasi Asia bank yang diadakan di Hong Kong, Hiro Shirakawa mengatakan kepada CNBC tingkat inflasi Jepang masih 'cukup sensitif' terhadap pergerakan nilai mata uang. Yen yang terapresiasi dapat menurunkan kesempatan bagi indeks harga konsumen pemerintah untuk menyentuh target 2% sampai 'beberapa waktu kedepan'.
Saat ini Jepang masih jauh dari target inflasinya, dimana tingkat inflasi konsumennya berada di titik 0,9% pada bulan januari 2018.
Tingkat inflasi dipengaruhi pergerakan nilai mata uang. Jika Yen menguat, harga barang-barang impor akan lebih murah jika dibeli dengan yen, menyebabkan kenaikan harga.
Dilansir dari CNBC pada Rabu (21/3/2018), yen Jepang dilaporkan sudah terapresiasi sejak awal 2018 dan telah diperkirakan analis akan terus berlanjut. Salah satu penyebabnya adalah pelemahan dolar AS.
Selain itu membaiknya perekonomian Jepang juga telah memicu kenaikan nilai Yen. Jepang mengalami pertumbuhan kuartalan kedelapan berturut-turut sampai pada akhir kuartal tahun 2017.
Shirakawa mengatakan target pertumbuhan inflasi Jepang sampai 2% pada tahun 2019 ataupun 2020 akan sulit dicapai, meskipun ada sedikit kemungkinan bisa terjadi karena Jepang akan menjadi tuan rumah Olympic Games tahun 2020 mendatang. Even tersebut akan menarik banyak pendatang masuk ke Jepang dan mendongkrak inflasi.
Pada awal bulan ini Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, mengatakan kepada parlemen jika target inflasi 2% bisa di capai, namun ia juga mengakui ragu karena tingkat upah harus tumbuh sampai 3% agar hal itu bisa dicapai.
Shirakawa memprediksi pertumbuhan tingkat upah, yang biasanya selalu lambat, akan lebih cepat tahun ini. Meski tidak lebih dari 1%.
(roy/roy) Next Article Penjualan Ritel Naik, Era Inflasi Rendah Jepang Berakhir?
Dalam acara Konfrensi Investasi Asia bank yang diadakan di Hong Kong, Hiro Shirakawa mengatakan kepada CNBC tingkat inflasi Jepang masih 'cukup sensitif' terhadap pergerakan nilai mata uang. Yen yang terapresiasi dapat menurunkan kesempatan bagi indeks harga konsumen pemerintah untuk menyentuh target 2% sampai 'beberapa waktu kedepan'.
Dilansir dari CNBC pada Rabu (21/3/2018), yen Jepang dilaporkan sudah terapresiasi sejak awal 2018 dan telah diperkirakan analis akan terus berlanjut. Salah satu penyebabnya adalah pelemahan dolar AS.
Selain itu membaiknya perekonomian Jepang juga telah memicu kenaikan nilai Yen. Jepang mengalami pertumbuhan kuartalan kedelapan berturut-turut sampai pada akhir kuartal tahun 2017.
Shirakawa mengatakan target pertumbuhan inflasi Jepang sampai 2% pada tahun 2019 ataupun 2020 akan sulit dicapai, meskipun ada sedikit kemungkinan bisa terjadi karena Jepang akan menjadi tuan rumah Olympic Games tahun 2020 mendatang. Even tersebut akan menarik banyak pendatang masuk ke Jepang dan mendongkrak inflasi.
Pada awal bulan ini Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda, mengatakan kepada parlemen jika target inflasi 2% bisa di capai, namun ia juga mengakui ragu karena tingkat upah harus tumbuh sampai 3% agar hal itu bisa dicapai.
Shirakawa memprediksi pertumbuhan tingkat upah, yang biasanya selalu lambat, akan lebih cepat tahun ini. Meski tidak lebih dari 1%.
(roy/roy) Next Article Penjualan Ritel Naik, Era Inflasi Rendah Jepang Berakhir?
Most Popular