BI Borong Surat Utang Negara, Yield Turun

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 May 2018 15:35
BI Borong Surat Utang Negara, Yield Turun
Foto: REUTERS/Fatima El-Kareem
Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi negara bergerak turun. Kemungkinan penurunan yield ini disebabkan oleh tingginya aktivitas Bank Indonesia (BI) mengoleksi obligasi negara sebagai salah satu upaya intervensi pasar.

Pada Jumat (4/5/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan tenor 10 tahun berada di 6,984%. Turun dibandingkan sehari sebelumnya yaitu 6,988%.

BI Aktif di Pasar Obligasi Negara, Yield Bergerak TurunReuters

Penurunan yield menandakan harga instrumen ini sedang naik. Jika harga naik, artinya permintaan juga naik.

Namun untuk saat ini, kenaikan harga ditengarai berasal dari tingginya aktivitas BI di pasar. Seperti diketahui, BI menjalankan twin operation dengan melakukan stabilisasi kurs di pasar valas dan SBN.

Ketika rupiah melemah, BI juga melakukan absorbsi dengan membeli SBN. Dengan menyerap likuiditas rupiah di pasar, diharapkan nilai mata uang ini bisa lebih terapresiasi.

Sepanjang April, rupiah mengalami tekanan yang lumayan berat. Terhadap dolar Amerika Serikat (AS), rupiah melemah 1,13% selama bulan lalu secara point-to-point.

BI Aktif di Pasar Obligasi Negara, Yield Bergerak TurunReuters

Pelemahan rupiah mungkin bisa lebih dalam jika BI tidak melakukan intervensi di pasar. Salah satunya adalah dengan menyerap SBN di pasar. Terlihat bahwa sepanjang April kepemilikan SBN oleh BI terus meningkat.

Pada akhir April, BI memiliki SBN senilai Rp 136,68 triliun. Naik 45,09% dibandingkan posisi awal bulan.

BI Aktif di Pasar Obligasi Negara, Yield Bergerak TurunDJPPR Kemenkeu

Kehadiran BI cukup berhasil menstabilkan pasar SBN, dan membuat rupiah tidak melemah lebih dalam (setidaknya tidak sampai menembus Rp 14.000/US$). Posisi investor asing yang cenderung keluar selama April bisa ditutupi oleh BI.

Pada awal April, kepemilikan investor asing di SBN adalah Rp 861,35 triliun. Namun pada akhir bulan lalu nilainya turun menjadi Rp 845,34 triliun.

BI Aktif di Pasar Obligasi Negara, Yield Bergerak TurunDJPPR Kemenkeu
Namun, langkah yang dilakukan BI bukan tanpa konsekuensi. Cadangan devisa April kemungkinan akan tergerus cukup banyak dan justru membuat posisi Indonesia semakin rentan.

Pemerintah memang menerbitkan obligasi valas dalam dolar AS dan euro dengan nilai masing-masing 1 miliar. Akan tetapi pemasukan devisa dari penerbitan tersebut kemungkinan besar tidak akan bisa menutup devisa yang keluar dari intervensi.

BI sudah menegaskan kesiapannya untuk menaikkan suku bunga acuan bila memang depresiasi rupiah sudah mengancam pencapaian target inflasi dan stabilitas sistem keuangan. Namun langkah ini sepertinya masih belum ditempuh mengingat pertumbuhan ekonomi domestik masih butuh stimulasi.

Pada kuartal I-2018, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,18%. Masih cukup jauh dari target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang dipatok 5,4%.


Pertumbuhan kredit juga masih single digit, tepatnya 8,5% pada akhir Maret. Lagi-lagi masih jauh dari target dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2018 yang sebesar 12%.

Laju inflasi pun sampai April masih relatif jinak. Pada April, inflasi secara tahunan adalah 3,41%, atau masih dalam rentang target 2,5-4,5%.


Oleh karena itu, kenaikan suku bunga menjadi opsi yang sepertinya masih cukup jauh untuk dieksekusi. Namun konsekuensinya adalah cadangan devisa yang semakin berkurang, dan Indonesia bisa dinilai rentan oleh pelaku pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular