Obligasi Pemerintah RI 'Dibanting', Harga Turun & Bunga Naik

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 August 2020 11:08
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Data Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah Indonesia cenderung turun pada perdagangan hari ini. Hal tersebut tercermin dari peningkatan imbal hasil (yield), pertanda bahwa pasar Surat Berharga Negara (SBN) sedang mengalami tekanan jual.

Pada Senin (10/8/2020) pukul 10:47 WIB, berikut yield SBN berbagai tenor:

Setidaknya ada dua kemungkinan kenaikan yield. Pertama adalah faktor 'musiman'.

Besok, pemerintah akan melelang tujuh seri SBN yaitu:

  1. SPN03201112. Tenor tiga bulan, tingkat kupon diskonto.
  2. SPN 12210812. Tenor satu tahun, tingkat kupon diskonto.
  3. FR0086. Tenor enam tahun, tingkat kupon ditetapkan pada 11 Agustus.
  4. FR0087. Tenor 11 tahun, tingkat kupon ditentukan pada 11 Agustus.
  5. FR0080. Tenor 15 tahun, tingkat kupon 7,5%.
  6. FR0083. Tenor 20 tahun, tingkat kupon 7,5%.
  7. FR0076. Tenor 28 tahun, tingkat kupon 7,5%.

 

Pemerintah mematok target indikatif Rp 20 triliun. Namun bisa ditambah sampai dua kali lipat dari itu.

Biasanya jelang lelang investor ramai-ramai melepas SBN agar yield naik. Pasalnya, yield di pasar sekunder akan menjadi patokan dalam penentuan kupon saat lelang. Dalam rangka mencari cuan dari kupon di pasar perdana besok, pelaku pasar kompak 'membanting' SBN.

 

Kemungkinan kedua, investor mencemaskan situasi eksternal yang sedang kurang kondusif utamanya hubungan Amerika Serika (AS) dan China. Gara-gara undang-undang keamanan baru di Hong Kong, hubungan Beijing-Washington menjadi panas.

Pemerintah AS memberlakukan sanksi bagi pejabat Hong Kong yang terlibat dalam penyusunan undang-undang yang dipandang represif tersebut. Salah satu pejabat yang terkena sanksi adalah Carrie Lam, Pemimpin Hong Kong. Sanksi yang dijatuhkan adalah pembekuan aset dan larangan bagi individu atau perusahaan AS untuk berurusan dengan mereka.

"Undang-undang keamanan baru akan menjadi dasar untuk melakukan pengekangan terhadap orang-orang atau pihak yang dipandang tidak bersahabat dengan China. Carrie Lam sebagai pimpinan bertanggung jawab langsung atas penerapan kebijakan yang represif dan menekan kebebasan rakyat Hong Kong," sebut keterangan tertulis Kementerian Keuangan AS.

China tentu tidak terima. Beijing menilai langkah AS bak badut yang membuat lelucon.

"Niat AS untuk mendukung upaya anti-China terbukti telah menimbulkan kekacauan di Hong Kong. Kebijakan mereka yang sepeti badut sangat konyol. Intimidasi dan ancaman tidak akan membuat rakyat China gentar," tegas keterangan resmi Kantor Penghubung China.

Tahun lalu, hubungan AS-China yang memburuk mewujud dalam perang dagang. Kini perang memasuki ranah baru yaitu teknologi.

AS resmi memblokir TikTok dan WeChat karena ditengarai memiliki unsur spionase sehingga membahayakan kepentingan negara. Sangat mungkin China akan membalas dengan pelakuan serupa, melarang produk teknologi made in the USA.

Dengan pandemi virus corona yang masih ganas, perseteruan AS-China bukannya membantu tetapi malah membuat tantangan semakin berat. Ini yang kemudian membuat investor belum berani masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular