Internasional

Pelanggan Baru Lampaui Ekspektasi, Saham Netflix Melonjak

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
17 April 2018 11:40
Pendapatan Netflix tercatat US$3,7 miliar (Rp 51 triliun) dalam tiga bulan pertama tahun ini atau tumbuh 40% secara tahunan (year-on-year/ yoy).
Foto: REUTERS/Mike Blake
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham layanan streaming video asal Amerika Serikat (AS) Netflix melonjak lebih dari 7% pasca-penutupan perdagangan hari Senin (16/4/2018) setelah laporan keuangannya membeberkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan pasar.

Netflix mengandalkan pertumbuhan pelanggan internasional dan investasi besar untuk mengembangkan konten asli dan menaikkan jumlah pelanggan. Kenaikan saham pada hari Senin memberikan gambaran baru tentang keefektifan strategi itu.


Netflix berhasil menambah lebih dari 7,4 juta pelanggan internasional baru dibandingkan konsensus pasar sejumlah 6,5 juta. Capaian itu merupakan sebuah rekor baru yang menandai pertumbuhan 50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dilansir dari CNBC International.

Pendapatan Netflix tercatat US$3,7 miliar (Rp 51 triliun) dalam tiga bulan pertama tahun ini atau tumbuh 40% secara tahunan (year-on-year/ yoy) yang merupakan pertumbuhan tercepat dalam sejarah perusahaan.

Kapitalisasi pasar perusahaan mencapai US$137,2 miliar atau lebih dari dua kali lipat nilai kapitalisasi pasar tahun lalu, Reuters melaporkan.

Sementara itu, laba bersih perusahaan juga naik menjadi US$290,1 juta atau 64 sen dolar pada akhir kuartal pertama dari US$178,2 juta yang dibukukan di periode yang sama tahun lalu.

Pada bulan Januari, Netflix memperkirakan akan membukukan pendapatan senilai US$3,69 miliar dan laba per saham (EPS) sebesar 63 sen dolar, serta menambahkan 6,35 juta pelanggan baru.

Chief content officer Netflix Ted Sarandos mengatakan perusahaannya telah membuat konten atau tayangan asli di 17 negara karena perusahaan ingin lebih fokus pada program-program lokal, dan yakin banyak acara berbahasa asing Netflix yang akan menjadi program sukses di saluran televisi kabel Amerika dengan penerjemahan.

Perusahaan juga memperkirakan akan mengeluarkan biaya konten US$7,5 miliar sampai US$8 miliar tahun ini, sejalan dengan perkiraan sebelumnya. Netflix menargetkan jumlah pelanggan di AS mencapai 60 juta hingga 90 juta dan perusahaan akan menghabiskan US$8 miliar untuk memperbanyak konten, serta mengeluarkan US$2 miliar untuk pemasaran tahun ini.

Namun, langkah Netflix sepertinya tak akan mudah. Perusahaan ini menghadapi persaingan yang semakin ketat dari rivalnya, Amazon dan Disney, yang memiliki layanan televisi kabel sendiri, serta dari perusahaan media tradisional dan perusahaan teknologi, seperti Apple yang mulai merambah bisnis streaming video.

CEO Netflix Reed Hastings mengatakan perusahaannya masih terus bersaing dengan kompetitornya, seperti YouTube, dan kemampuan Netflix dalam menaikkan harga langganan akan bergantung pada kemampuannya menyediakan nilai tambah dibandingkan saingannya.

"Jika kita malas atau lambat, kita akan terlindas sama seperti yang lainnya," kata Hastings, dilansir dari CNBC International.


Pada saat yang sama, Netflix melakukan ekspansi ke beberapa layanan kabel dan baru-baru ini mengumumkan penawaran baru dengan Comcast, selain membuat kesepakatan dengan Sky, T-Mobile, dan Altice.

Netflix mengatakan pada hari Senin kesepakatan itu memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan jumlah pelanggan.

Pada hari Senin, Netflix juga mengumumkan pengangkatan Susan Rice, mantan penasihat keamanan nasional dan duta besar AS untuk PBB, menjadi anggota direksi.
(prm/prm) Next Article Unit Bisnis Baidu Ajukan IPO Rp 20,5 T di AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular