
Internasional
Unit Bisnis Baidu Ajukan IPO Rp 20,5 T di AS
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
28 February 2018 18:49

Jakarta, CNBC Indonesia - iQiyi, penyedia layanan streaming video milik mesin pencari asal China, Baidu, mengajukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/ IPO) senilai US$1,5 miliar (Rp 20,5 triliun) hari Selasa (27/2/2018) ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS).
CNBC International melaporkan perusahaan tersebut berencana untuk mencatatkan American Depository Shares/ ADS miliknya di Nasdaq dengan kode "IQ".
Perusahaan yang dikenal dengan layanan serupa Netflix tersebut memiliki lebih dari 50 juta anggota berlangganan dan lebih dari 420 juta rata-rata penggunaan ponsel bulanan.
Setelah menyelesaikan proses penawaran, Baidu akan terus menjadi pemegang saham pengendali, kata iQiyi lewat laporan IPO-nya.
iQiyi berencana menggunakan setengah dari hasil IPO untuk memperluas dan memperbanyak konten yang ditawarkan ke pengguna.
Perusahaan yang berbasis di Beijing tersebut mencatatkan kerugian sejak didirikan di 2010. Di tahun 2017, perusahaan tersebut mencatatkan kerugian bersih senilai 3,74 miliar yuan ($593 juta atau senilai Rp 8,1 triliun), meningkat dibandingkan kerugian senilai 3,07 miliar yuan di tahun sebelumnya.
Meskipun begitu, pendapatan meningkat hingga 17,38 miliar yuan di tahun 2017 dari 11,24 miliar yuan di tahun sebelumnya.
Goldman Sachs, Credit Suisse, dan Merrill Lynch akan menjadi penjamin emisi efek IPO tersebut.
Perusahaan mengatakan jumlah uang yang disebutkan dalam rencana IPO biasanya bersifat sementara.
(prm) Next Article Unit Video Streaming Baidu, iQiyi, Sasar Nilai IPO Rp 33 T
CNBC International melaporkan perusahaan tersebut berencana untuk mencatatkan American Depository Shares/ ADS miliknya di Nasdaq dengan kode "IQ".
Perusahaan yang dikenal dengan layanan serupa Netflix tersebut memiliki lebih dari 50 juta anggota berlangganan dan lebih dari 420 juta rata-rata penggunaan ponsel bulanan.
iQiyi berencana menggunakan setengah dari hasil IPO untuk memperluas dan memperbanyak konten yang ditawarkan ke pengguna.
Perusahaan yang berbasis di Beijing tersebut mencatatkan kerugian sejak didirikan di 2010. Di tahun 2017, perusahaan tersebut mencatatkan kerugian bersih senilai 3,74 miliar yuan ($593 juta atau senilai Rp 8,1 triliun), meningkat dibandingkan kerugian senilai 3,07 miliar yuan di tahun sebelumnya.
Meskipun begitu, pendapatan meningkat hingga 17,38 miliar yuan di tahun 2017 dari 11,24 miliar yuan di tahun sebelumnya.
Goldman Sachs, Credit Suisse, dan Merrill Lynch akan menjadi penjamin emisi efek IPO tersebut.
Perusahaan mengatakan jumlah uang yang disebutkan dalam rencana IPO biasanya bersifat sementara.
(prm) Next Article Unit Video Streaming Baidu, iQiyi, Sasar Nilai IPO Rp 33 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular