Internasional

Bisnis AI dan Aplikasi Baru Tumbuh, Laba Baidu Naik 45%

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
01 August 2018 13:35
Perusahaan berbasis di Beijing itu mengatakan total pendapatan meningkat 32% dan sekitar tiga perempat dari laba perusahaan datang dari pendapatan ponsel.
Foto: CNBC
Shanghai, CNBC Indonesia - Raksasa mesin pencarian online asal China, Baidu pada hari Rabu (1/8/2018) mengatakan laba bersihnya di kuartal kedua melonjak 45% karena pertumbuhan aplikasi berita yang dipersonalisasi dan proyek kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Perusahaan mencatatkan pendapatan bersih di bulan April-Juni sebesar 6,4 miliar yuan (Rp 13,5 triliun).

"Kami kembali mengalami kuartal yang kuat di kuartal II dengan [bisnis] penelusuran menunjukkan pertumbuhan pendapatan pesat yang didorong oleh kemampuan monetisasi AI, dan umpan Baidu meneruskan momentum trafik dan monetisasi yang kuat," kata Robin Li selaku Direktur dan CEO.

Perusahaan berbasis di Beijing itu mengatakan total pendapatan meningkat 32% dan sekitar tiga perempat dari laba perusahaan datang dari pendapatan ponsel.

Baidu App, yang menawarkan personalisasi umpan berita dan pencarian, mengalami peningkatan pengguna aktif harian sebesar 17% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 148 juta di bulan Juni.

"Baidu App di ponsel menunjukkan tren pengguna dan aktivasi yang sehat," kata Natalie Wu selaku analis CICC, menurut Bloomberg News yang dikutip AFP. "Kami masih melihat potensi monetisasi tinggi untuk umpan-umpan Baidu dalam enam sampai 12 bulan ke depan."

Baidu telah mencoba memposisikan diri kembali dari ketergantungan berat pada bisnis mesin pencarian ke teknologi-teknologi yang digunakan di AI. Apalagi, pemerintah China ingin negara itu menjadi pemimpin di bidang AI.

Konferensi pengembang AI Baidu di bulan Juli menunjukkan peningkatan Baidu Brain yang merupakan patokan layanan AI-nya dan serta DuerOS yang menjadi sistem pembicaraan AI, memperpanjang upaya-upayanga dalam pengembangan teknologi AI.

"Kinerja yang kuat ini adalah bukti dari kemampuan kami untuk fokus dan menjalankan strategi kami guna memperkuat Baidu dalam fondasi di bidang ponsel dan kepemimpinan di AI," kata Li.

Apolong dari Apollo, minibus tanpa supir pertama di China, mencapai volume produksi 100 unit di bulan Juli. Apollo adalah platform piranti lunak (software) yang diluncurkan pada bulan April 2017 oleh Baidu guna membantu perusahaan-perusahaan mobil mengembangkan sistem mengemudi otonom.

Sementara itu, Baidu sudah sepakat untuk melepas bisnis layanan finansial Du Xiaoman dan transaksinya diprediksi selesai pada semester dua tahun 2018.


(roy/roy) Next Article Update: Virus Corona Tewaskan 1.523 Orang, 66.920 Terinfeksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular