
Internasional
Saham Xiaomi Anjlok Lagi Hingga 6% di Perdagangan Perdana
Roy Franedya, CNBC Indonesia
09 July 2018 10:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham produsen smartphone asal China, Xiaomi Corp turun semakin dalam hingga 6% pada debut perdagangan di bursa Hong Kong. Penurunan harga saham ini dibayangi perang dagang AS-China dan sentimen investor yang bearish (menurun).
Saham Xiaomi dibuka pada harga HK$16,60 (US$2,12), turun dari harga IPO mereka HK$17 kemudian menukik tajam ke 3,8% dalam perdagangan pagi dan anjlok 5,9% menjadi HK$16.
Mengutip AFP, investor merasa kurang percaya diri bahkan sebelum perdagangan publik dimulai, investor menjual saham mereka dengan diskon di pasar tidak resmi pekan lalu, Bloomberg News melaporkan.
Meskipun merupakan salah satu IPO teknologi China yang paling ditunggu tahun ini, valuasi Xiaomi dianggap mengecewakan hanya sebesar US $54 miliar, jauh di bawah targetnya yang ambisius US$100 miliar.
Didirikan pada tahun 2010 oleh pengusaha Lei Jun, Xiaomi telah tumbuh dari perusahaan yang awalnya di Zhongguancun menjadi vendor smartphone terbesar keempat di dunia pada akhir tahun lalu, menurut International Data Corp.
Lei menggambarkan Xiaomi sebagai "spesies baru" perusahaan dengan apa yang ia gambarkan sebagai model bisnis "triathlon" yang menggabungkan hardware, internet, dan layanan e-commerce. Produknya beragam mulai dari gadget rumah cerdas seperti pembersih udara hingga barang-barang non-teknologi seperti bantal dan pulpen.
Penundaan rencana Xiaomi untuk meluncurkan di bursa Shanghai serta keraguan tentang keberlanjutan model bisnisnya jada beberapa alasan atas penilaian yang lebih rendah, kata para analis.
Otoritas China merancang program CDR, di mana perusahaan lokal yang terdaftar di luar negeri dapat secara bersamaan mendaftar di tempat asalnya, setelah melihat perusahaan teknologi Alibaba dan Baidu mencatatkan saham di Wall Street.
Rencana tersebut bertujuan untuk membantu pengembangan pasar saham China yang masih relatif belum matang dan bergejolak dan memungkinkan investor domestik untuk berinvestasi di juara teknologi besar negara itu.
Analis mengatakan beberapa bulan terakhir perusahaan teknologi yang akan listing di bursa Hong Kong sedang berjual menarik minat investor yang terus turun pada perusahaan teknologi.
"Tidak ada yang bisa membantu karena sentimen tidak baik saat ini ... Sebagian besar IPO yang terdaftar tahun ini tidak begitu menguntungkan," kata Dickie Wong dari Kingston Securities, Senin (9/7/2018).
(roy/dru) Next Article Data Ekonomi AS Masih Awet Dorong Naik Bursa Hong Kong
Saham Xiaomi dibuka pada harga HK$16,60 (US$2,12), turun dari harga IPO mereka HK$17 kemudian menukik tajam ke 3,8% dalam perdagangan pagi dan anjlok 5,9% menjadi HK$16.
Didirikan pada tahun 2010 oleh pengusaha Lei Jun, Xiaomi telah tumbuh dari perusahaan yang awalnya di Zhongguancun menjadi vendor smartphone terbesar keempat di dunia pada akhir tahun lalu, menurut International Data Corp.
Lei menggambarkan Xiaomi sebagai "spesies baru" perusahaan dengan apa yang ia gambarkan sebagai model bisnis "triathlon" yang menggabungkan hardware, internet, dan layanan e-commerce. Produknya beragam mulai dari gadget rumah cerdas seperti pembersih udara hingga barang-barang non-teknologi seperti bantal dan pulpen.
Penundaan rencana Xiaomi untuk meluncurkan di bursa Shanghai serta keraguan tentang keberlanjutan model bisnisnya jada beberapa alasan atas penilaian yang lebih rendah, kata para analis.
Otoritas China merancang program CDR, di mana perusahaan lokal yang terdaftar di luar negeri dapat secara bersamaan mendaftar di tempat asalnya, setelah melihat perusahaan teknologi Alibaba dan Baidu mencatatkan saham di Wall Street.
Rencana tersebut bertujuan untuk membantu pengembangan pasar saham China yang masih relatif belum matang dan bergejolak dan memungkinkan investor domestik untuk berinvestasi di juara teknologi besar negara itu.
Analis mengatakan beberapa bulan terakhir perusahaan teknologi yang akan listing di bursa Hong Kong sedang berjual menarik minat investor yang terus turun pada perusahaan teknologi.
"Tidak ada yang bisa membantu karena sentimen tidak baik saat ini ... Sebagian besar IPO yang terdaftar tahun ini tidak begitu menguntungkan," kata Dickie Wong dari Kingston Securities, Senin (9/7/2018).
(roy/dru) Next Article Data Ekonomi AS Masih Awet Dorong Naik Bursa Hong Kong
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular