Internasional

Kurang Terkenal, Investor Amerika Ragu Investasi di Xiaomi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 July 2018 09:56
Kurang Terkenal, Investor Amerika Ragu Investasi di Xiaomi
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembuat gadget asal China, Xiaomi pada akhir bulan lalu berada di AS, membuat persentasi mengenai rencana IPO perusahaan guna menarik investor.

Investor Amerika telah mengetahui Xiaomi, pembuat smartphone terbesar keempat di dunia, sebagai 'Apple of China'. Di luar itu, mereka masih harus banyak belajar.

Seorang sumber yang menghadiri salah satu acara roadshow bersama sekitar 50 hedge fund dan manajer reksa dana itu mengatakan kepada CNBC bahwa banyak investor yang berada di sana tidak memiliki pemahaman yang baik tentang Xiaomi, selain sebagai produsen telepon genggam raksasa. Sumber itu meminta untuk tidak disebutkan namanya karena acara itu bersifat tertutup.

Dilansir dari CNBC International, smartphone menyumbang sekitar 70% dari pendapatan total Xiaomi, segmen perusahaan yang paling cepat berkembang adalah bisnis yang menjual dan berinvestasi dalam perangkat yang terhubung, mulai dari smart TV dan router hingga skuter listrik dan pembersih udara.

Pendapatan dari IoT (internet of things) dan kelompok produk gaya hidup tumbuh 89% tahun lalu menjadi 23,4 miliar yuan atau setara US$3,5 miliar (sekitar Rp 50,3 triliun), terhitung 21% dari total pendapatan.

Dua tahun lalu, smartphone menghasilkan 80% penjualan, sementara IoT dan gaya hidup menyumbang 13%. Bisnis ketiga Xiaomi adalah layanan internet, yang mencakup toko aplikasi populer, browser, dan layanan musik. Unit itu tumbuh 51% menjadi 9,9 miliar yuan (US$1,5 miliar) tahun lalu.

Beginilah cara Chairman Xiaomi, Lei Jun mempersentasikan tentang perusahaan:

"Kami lebih dari sekedar perusahaan perangkat keras (hardware). Kami adalah perusahaan internet yang digerakkan oleh inovasi," tulis Jun dalam surat yang ditempelkan pada arsip Xiaomi untuk Bursa Saham Hong Kong. 'Xiaomi adalah perusahaan internet dengan smartphone dan perangkat keras pintar yang terhubung dengan platform IoT pada intinya. Misi kami adalah membuat produk yang luar biasa dengan harga yang jujur agar semua orang di dunia menikmati kehidupan yang lebih baik melalui teknologi inovatif."

Xiaomi menghargai saham perdana yang dilepas ke publik pada hari Jumat sebesar 17 dolar Hong Kong (US$2,17) per saham, meningkatkan sekitar US$4,7 miliar. Perusahaan, yang dijadwalkan untuk debut pada hari Senin, bernilai sekitar US$54 miliar.

Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa Xiaomi menargetkan valuasi senilai US$100 miliar. Pada harga saat ini, investor jelas menilai Xiaomi lebih seperti perusahaan hardware daripada penyedia perangkat lunak dan layanan dengan margin tinggi.


Sumber yang menghadiri roadshow itu juga mengatakan bahwa sebagian besar investor yang hadir tidak menyadari bahwa Xiaomi memiliki portofolio aplikasi yang luas atau memiliki sistem operasi smartphone yang disebut MIUI yang lebih bagus dari Android Google dan memiliki 190 juta pengguna bulanan aktif. 

Saat membandingkan Xiaomi dengan Apple, orang itu mengatakan investor kehilangan fakta bahwa perangkat lunak dan layanannya tidak bekerja secara eksklusif pada ponsel Xiaomi.

Margin kotor Xiaomi, atau laba yang tersisa setelah dikurangi biaya barang yang terjual, telah meningkat tiga kali lipat dalam dua tahun terakhir. Tapi jumlah tersebut hanyalah 13,2%, sama seperti tahun lalu. Angka itu jauh di bawah margin Apple yang 38% atau margin Alphabet yang sebesar 57%.

Selain itu, ada alasan lain bagi menejer keuangan AS untuk tidak berinvestasi pada Xiaomi.

Kevin Landis, kepala investasi Firsthand Capital Management, perusahaan yang fokus pada teknologi di Silicon Valley, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan China dapat membuat investasi yang menantang. Landis memiliki saham raksasa internet China Tencent, tetapi dia mengatakan bahwa pada umumnya sulit untuk merasa nyaman dengan tata kelola perusahaan dari banyak perusahaan China atau untuk mendapatkan kesan bahwa investor mendapatkan pandangan bisnis yang penuh dan transparan.

"Ada skeptisisme yang sangat mendalam tentang perusahaan China - bahwa mereka tidak benar-benar jujur pada Anda," kata Landis, yang tidak menghadiri acara roadshow Xiaomi. Dia menyebutkan langkah halus Alibaba pada tahun 2011 untuk mentransfer kontrol Alipay ke entitas terpisah yang dimiliki oleh CEO perusahaan, Jack Ma, sehingga membuat Yahoo, yang memiliki saham besar di Alibaba, kehilangan banyak valuasinya.

"Tidak mengherankan saat Anda meminta investor Barat untuk menghargai perusahaan China, maka mereka sedikit curiga," kata Landis.

Juru bicara Xiaomi tidak menanggapi permintaan untuk komentar.

Xiaomi juga menghadapi banyak ancaman persaingan. Selain dari pembuat smartphone besar lainnya seperti Apple, Huawei, Lenovo dan Samsung, perusahaan ini juga menghadapi persaingan dari pembuat ponsel lokal murah, Vivo dan Oppo.

Mulai hari Senin, investor pasar publik akan mendapatkan kesempatan pertama mereka untuk melihat bagaimana perdagangan perusahaan berusia delapan tahun tersebut. Landis mengatakan dia akan terus mengawasi untuk melihat apakah ada sesuatu yang menggairahkannya. 

Dia berinvestasi di Tencent sekitar empat tahun yang lalu ketika dia menyadari bahwa popularitas layanan WeChat sedang melonjak. Sejak itu, saham telah melonjak, menjadikan Tencent perusahaan paling berharga keenam di dunia.

"Kami harus menemukan sesuatu yang kurang dihargai itu," kata Landis. 



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular