Kinerja Netflix Mengecewakan, Wall Street Dibuka Variatif

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
17 July 2020 20:53
FILE -In this June 16, 2020 file photo, a sign for a Wall Street building is shown in New York. Earnings reporting season is about to get underway for big companies, and the forecasts are grim. Wall Street expects S&P 500 companies to report profits plunged by the most since the depths of the Great Recession during the second quarter. Earnings reports tend to matter deeply to investors because stock prices track the path of earnings over the long term.   (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Wall Street (AP/Mark Lennihan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Jumat (17/7/2020), menyusul koreksi saham-saham teknologi menyusul hasil kinerja keuangan Neflix yang tak sesuai ekspektasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 50 poin pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 20 menit kemudian surut menjadi 35,37 poin (+0,13%) ke 26.770,08. Namun, indeks Nasdaq turun 14,8 poin (-0,14%) ke 10.459,03 sedangkan S&P 500 naik 4,15 poin (+0,13%) ke 3.219,72.

Netflix melaporkan kinerja kuartal II-2020 yang lebih buruk dari ekspektasi pasar, menekan harga sahamnya lebih dari 5%. Netflix bersama saham teknologi lain pun terkoreksi mulai dari Facebook, Amazon, Alphabet hingga Microsoft.

Klaim pengangguran baru pekan lalu tercatat lebih buruk dari ekspektasi, yakni sebanyak 1,3 juta klaim, atau lebih buruk dari proyeksi dalam polling Dow Jones sebesar 1,25 juta. Sementara itu, data penjualan ritel melompat 7,5% per Juni, atau lebih baik dari ekspektasi sebesar 5,2%.

Gregory Faranello, Kepala Trading AmeriVet Securities, mengatakan bahwa pasar mencerna data ritel yang lebih dari perkiraan itu dengan "sedikit terpaksa seperti mengunyah garam."

"Kita memasuki periode kenaikan kasus corona dan telah melihat beberapa penutupan perekonomian," tutur Faranello. "Jadi, ada kesan kegalauan di pasar."

AS saat ini telah mencatat 3,5 juta kasus virus corona, menurut data Worldometers. Beberapa negara seperti California, Florida dan Texas, harus memundurkan kembali rencana pembukaan kembali perekonomian untuk mencegah lonjakan penyebaran virus.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Vaksin Pfizer Ampuh, Saham Netflix hingga Zoom Hancur Lebur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular