Internasional

Produsen Daging Babi China Dapat Angin dari Perang Dagang AS

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 March 2018 17:33
Saham-saham produsen dan peternakan babi di China terdorong oleh rencana negara itu mengenakan bea masuk impor daging babi AS.
Foto: REUTERS/Dominique Patton
Shanghai, CNBC Indonesia - Saham sektor pertanian dan daging babi China meroket pada perdagangan hari Jumat (23/3/2018) di tengah tekanan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). Kenaikan tersebut dipicu oleh kemungkinan pembatasan impor dari AS yang diperkirakan akan meningkatkan penjualan dari produsen dalam negeri.

China yang merupakan konsumen, produsen, sekaligus importir daging babi terbesar di dunia, pada hari Jumat mengeluarkan daftar yang berisi barang-barang AS yang akan dikenai tarif sampai 25%, terutama daging babi, buah segar, dan wine.


Langkah ini merupakan balasan atas tindakan Presiden AS Donald Trump yang membuat aturan perdagangan baru, yang akan mengenakan tarif sampai 25% terhadap beberapa barang produksi asal China, dilansir dari AFP.

Saham perusahaan peternak babi Hunan New Wellful mencatatkan kenaikan lebih dari batas penguatan 10% yang diperbolehkan otoritas bursa di Shanghai.

Dalam indeks saham kedua China di Shenzhen, saham salah satu peternak babi terbesar di China, Guangdong Wens Foodstuff Group, mencatatkan kenaikan 3,66%.

Catatan kenaikan saham-saham tersebut berbanding terbalik dengan apa yang terjadi pada saham-saham lain secara umum.

Memanasnya situasi perdagangan global akibat manuver terbaru Trump menyebabkan indeks utama Shanghai terkoreksi 3,39% pada penutupan, sedangkan indeks Shenzhen turun 4,49%.

"Langkah balas dendam oleh China umumnya terfokus pada produk peternakan, memberikan kesempatan emas bagi produsen lokal untuk meningkatkan penjualan," ujar Zhang Gang, seorang strategist di Central China Securities.

Menteri Perdagangan China memperingatkan AS negaranya dapat menetapkan tarif terhadap daging babi, buah segar, kacang-kacangan, ginseng, wine, dan aluminium AS jika kesepakatan perdagangan antara kedua negara tidak bisa dicapai.

Saham Gansu Dunhuang Seed, sebuah perusahaan yang memproses makanan, kapas, dan benih, meroket 10% sementara saham Wei Long Grape Wine naik 1,38% dan Xinjiang Korla Pear menguat 4,23%.

Namun, di tengah penguatan serentak itu, saham produsen daging babi terbesar di dunia, WH Group, anjlok 5,17%. WH Group merupakan perusahaan China yang terdaftar di Hong Kong, yang mengakuisisi produsen daging babi, Smithfield Foods Inc, lima tahun lalu.


Zhang mengatakan gejolak pasar mungkin akan mereda seiring berkurangnya tensi perang dagang antara China dan AS, yang dianggapnya hanya sebagai sarana untuk menguji keberanian satu sama lain, yang pada akhirnya akan berujung pada negosiasi untuk mencari penyelesaian.

Zhang mengatakan pasar akan melihat sendiri apakah perselisihan akan meningkat dan menyebabkan tarif ditetapkan pada barang dagang terbesar AS ke China, seperti pesawat terbang dan kedelai.

"Jika China menetapkan tarif pada kedelai atau impor pesawat Boeing, perang dagang pasti semakin menjadi," ujar Zhang.
(prm) Next Article Surplus Dagang dengan AS Anjlok, China Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular