
Perang Dagang AS-China Dimulai, Bursa Jepang Sesi I Anjlok 3%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
23 March 2018 11:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Jepang ditutup anjlok pada perdagangan sesi I hari ini. Kekhawatiran akan adanya perang dagang global yang digagas kembali oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi salah satu pemicunya.
Indeks Nikkei anjlok 3,54% atau 764,07 poin ke level 20.827,92 poin pada penutupan sesi I. Sedangkan bursa terbesar kedua Jepang indeks Topix juga jatuh 2,82% atau 48,73 poin ke level 1.678,66.
Jatuhnya indeks Tokyo didorong oleh penurunan saham-saham utama Jepang seperti Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp yang melemah 3,43% menjadi 2.278,5 yen pada sesi I. Perusahaan peralatan konstruksi Komatsu jatuh 6,02% menjadi 3.483 yen. Serta Toyota yang anjlok 2,60% menjadi 6.668 yen dan Honda jatuh dalam 4,04% menjadi 3.516 yen.
Anjloknya bursa saham Jepang juga didukung oleh kekhawatiran investor akan kebijakan Trump yang akan memecat penasihat keamanan nasionalnya dan diganti dengan John Bolton yang merupakan mantan duta besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang lebih konservatif.
Sejak November 2016, mata uang Dollar AS terhadap Yen jatuh dibawah 105 yen menjadi 104,80 yen, karena investor yang terlihat lebih meyimpan mata uang Yen Jepang sebagai safe heaven.
Kuatnya mata uang yen menyebabkan terbebaninya ekportir Jepang hingga ke bottom line, yang merupakan kunci utama perumbuhan ekonomi Jepang.
"Mengingat semua faktor yang ada di pasar, saya pikir kita sudah bisa memastikan kejatuhan pasar ini", ujar Makoto Sengoku, Market Analyst dari Tokai Tokyo Research Institute.
Pada Kamis kemarin, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani kebijakan pengenaan bea impor yang menargetkan impor asal China senilai hingga US$60 miliar atau sekitar Rp 824 triliun.
Sedangkan China langsung melakukan serangan balasan dengan mengajukan daftar 128 produk AS, yang akan dikenakan bea impor sebesar 25% pada produk daging babi AS, sedangkan buah kering dan segar akan dikenakan tarif 15%.
"Tarif impor yang diterapkan Trump kepada China membuat kekhawatiran orang-orang tentang kemungkinan perang dagang. Itu menjadi faktor yang mendorong penurunan saham Tokyo", tambah Makoto.
(roy/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Indeks Nikkei anjlok 3,54% atau 764,07 poin ke level 20.827,92 poin pada penutupan sesi I. Sedangkan bursa terbesar kedua Jepang indeks Topix juga jatuh 2,82% atau 48,73 poin ke level 1.678,66.
Sejak November 2016, mata uang Dollar AS terhadap Yen jatuh dibawah 105 yen menjadi 104,80 yen, karena investor yang terlihat lebih meyimpan mata uang Yen Jepang sebagai safe heaven.
Kuatnya mata uang yen menyebabkan terbebaninya ekportir Jepang hingga ke bottom line, yang merupakan kunci utama perumbuhan ekonomi Jepang.
"Mengingat semua faktor yang ada di pasar, saya pikir kita sudah bisa memastikan kejatuhan pasar ini", ujar Makoto Sengoku, Market Analyst dari Tokai Tokyo Research Institute.
Pada Kamis kemarin, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani kebijakan pengenaan bea impor yang menargetkan impor asal China senilai hingga US$60 miliar atau sekitar Rp 824 triliun.
Sedangkan China langsung melakukan serangan balasan dengan mengajukan daftar 128 produk AS, yang akan dikenakan bea impor sebesar 25% pada produk daging babi AS, sedangkan buah kering dan segar akan dikenakan tarif 15%.
"Tarif impor yang diterapkan Trump kepada China membuat kekhawatiran orang-orang tentang kemungkinan perang dagang. Itu menjadi faktor yang mendorong penurunan saham Tokyo", tambah Makoto.
(roy/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular